Yakin Mau Nikah Muda? Kamu Wajib Siapkan 3 Bekal ini Lho Kalau Ngebet

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 02 Apr 2018

Yakin Mau Nikah Muda? Kamu Wajib Siapkan 3 Bekal ini Lho Kalau Ngebet
Foto via wajibbaca.com dari berbagai sumber

Menikah itu tak sesantai kayak dipantai, menikah itu tak seselow kayak di moskow. 

Memilih menikah diusia muda tentu memerlukan banyak persiapan,kebanyakan anak muda berpikir bahwa menikah itu mudah dan penuh dengan kegembiraan, maka jika menganalogikan bahwa pernikahan adalah sebuah tempat dan kondisi yang akan dituju, perlukan mempersiapkannya?

Memang sih, menikah muda dalam pandangan islam menganjurkan untuk cepat-cepat menghalalkan dari pada menimbulkan dosa. Baru juga ngedate tiga kali, orangtua sudah bertanya,

"Kapan dilamar?" Terutama kalau para sahabat dekat juga sudah mulai bertunangan dan bahkan ada yang sudah punya anak.

Dibandingkan dengan orangtua yang sudah menikah saat mereka berumur 20an dulu. Siap-siap dipandang sebagai ‘perawan tua’ walaupun baru berulangtahun yang ke-24.

Baca juga : Pantas Saja Sudah Berumur Belum Dapat Jodoh, Karena 5 Sikap ini Masih Nempel

Alhasil, keinginan menikah menjadi semakin menggebu-gebu.

Eits, tunggu dulu. Sebelum kamu kirim kode agar dilamar pacar, ada baiknya kamu menarik napas panjang dan memikirkan kembali keputusanmu untuk menikah. menikah muda atau menikah mapan?

Kebanyakan anak muda berpikir bahwa menikah itu mudah dan penuh dengan kegembiraan. Tapi, menikah tidaklah sesederhana itu! apa saja yang mesti disiapkan untuk menikah ?

Berikut ini 7 fakta yang akan menyadarkanmu bahwa keputusan untuk menikah harus diambil secara matang.

1. Menikah Tidak Melulu Tentang S3ks

Dengan alasan menghindari zina atau s3ks bebas, kamu berpikir untuk mengajak pacarmu menikah.

Alasan ini terdengar mulia, tapi menikah hanya untuk melakukan s3ks secara halal dan sah justru merendahkan esensi pernikahan itu sendiri.

Lagipula, s3ks tidak selalu menyenangkan kok. Mungkin kamu terlalu terbawa oleh adegan s3ks di film, tapi s3ks di dunia nyata tidak semudah berhitung 1-2-3.

Ada emosi yang harus dilibatkan, perasaan menerima dan mengapresiasi satu sama lain, momen yang pas, dan juga tidak bisa dilakukan setiap hari.

Kalau kamu hanya menikah untuk seks, siap-siap kecewa kalau ternyata keadaannya tidak seperti apa yang kamu harapkan.

2. Anak-anak Tidak Selalu Lucu

Ada yang pernah bilang ke saya, tidak semua berita kehamilan itu membahagiakan. Apalagi kalau hamilnya di luar pernikahan. Tapi ternyata, kehamilan dari pernikahan yang sah pun tetap punya konsekuensinya sendiri.

Selain cerita Rosi di atas yang harus menjalani kehamilannya sendiri,  masih banyak konsekuensi lainnya. Kamu tidak bisa ‘memanfaatkan’ anak-anakmu agar terlihat keren di media sosial karena kenyataannya mengurus bayi itu sangat melelahkan.

Belum lagi dengan biaya perawatan mereka, dari mulai makanan pendukung ASI, biaya masuk playgroup, dan sebagainya. Anak-anak juga bukan hewan peliharaan yang bisa seenaknya kamu buang ke pasar kalau kamu merasa kesal atau bosan.

Mereka akan sangat tergantung padamu, sebagai ayah dan ibu, untuk tumbuh-kembang mereka. Kamu harus menjadi sosok yang bijaksana dan dewasa agar dapat memberikan contoh yang baik kepada mereka.

Baca juga : Berada Jauh dengan Istri, Bolehkan Suami "Sendirian" Sambil Membayangkan Istri?

3. Pernikahan = Tidak Kesepian?

Kamu berpikir untuk menikah karena takut sendirian sepanjang hidup. Padahal, akan selalu ada kemungkinan untukmu dan pasangan tidak bisa bersama pada sebagian tahun pernikahan.

Bisa jadi kamu harus melanjutkan pendidikan atau ditugaskan untuk mengikuti pelatihan karier atau pasanganmu yang tiba-tiba mendapat penempatan di pelosok Indonesia Timur.

Akan banyak sekali pertimbangan yang menjadikan tinggal terpisah adalah solusi yang efisien dan baik.
Kalau sudah begini, kamu tidak mungkin merajuk, kan?menikah muda bagi pria  Apalagi kalau kamu menggunakan alasan ini untuk menghubungi mantan pacar yang selalu siap sedia mendengarkan keluh kesahmu.

Wah, ini adalah awal dari perpisahan yang sesungguhnya. Jadilah individu yang mandiri dan independen.

Meski keberadaan pasangan tentu kamu hargai, kamu harus berusaha untuk menyelesaikan masalahmu sendiri dan mengisi waktumu dengan aktivitas yang positif. Dengan demikian, setiap kebersamaan justru akan menjadi penuh makna.

4. Orangtua akan Lepas Tangan dari Masalah Pernikahanmu

Pernah dengar potongan lagu ini? "Pulangkan saja aku pada ibuku." Kalau tidak pernah, mungkin saya yang terlalu tua.

Tapi, kalau kamu menikah hanya untuk terlihat dewasa, menikah muda belum mapan kemudian malah sering bertengkar terus mengancam untuk pulang ke rumah orangtua, kamu harus pikir-pikir lagi deh.

Meski orangtua akan selamanya khawatir akan kebahagiaanmu, tapi mereka harus memberikan ruang agar kamu dan pasangan dapat mencari solusi bagi pernikahanmu.

Jika kalian dapat melewati ‘kerikil’ ini, hubungan kalian akan naik tingkat dan lebih kuat lagi.

Namun begitu, kalau kamu merasa pernikahanmu sudah di tahap kritis, misalnya, kamu menerima perlakuan kekerasan, kamu harus mencari bantuan dari orang terpercaya yaa.

5. Hidup Tidak Hanya Makan Cinta

Kamu tentu pernah mendengar hal ini. Susu untuk anak, listrik, air, pulsa internet, beras, sembako, angsuran mobil atau rumah yang semuanya tidak bisa dibayar dengan cinta.

Uang bukan segalanya, tapi adanya uang membuat hidup lebih nyaman. Meski kamu tidak harus kaya raya saat menikah, setidaknya kamu punya pekerjaan yang membuatmu tidak perlu meminta ke orang tua.

Ke depannya, kamu bisa sama-sama membangun kehidupan dengan pasangan. menikah muda sebagai usaha efektif menjaga kesucian diri

6. Si Dia adalah Sosok yang Sempurna

Itu kan menurutmu, yang belum pernah tinggal bersamanya. Coba tanya ke ibu atau saudaranya, apakah dia sering membantu pekerjaan rumah? Apa dia bisa memasak (selain mie instan), atau dia terbiasa menikmati semuanya yang tersedia?

Apa dia mengorok saat tidur? Apa dia jarang mandi? Banyak sekali hal kecil yang tidak kamu ketahui dan mungkin akan menjadi masalah kalau kamu tidak dewasa dalam menyikapinya.

Selain itu, kamu juga akan berhadapan dengan keluarga pasangan. Saat masih pacaran mungkin semuanya akan terlihat baik-baik saja. Tapi, ketika sudah menikah dan tinggal satu atap, akan terjadi gesekan kepentingan dan emosi.

7. Sudah Menikah = Sudah Laku?

Sebenarnya, menikah muda tidak ada di kamus. Menikah itu bukan kompetisi di mana orang ingin cepat sampai ke garis finish. Tidak ada gelar menang atau kalah dalam pernikahan.

Menikah juga bukan jam masuk sekolah, di mana kamu bisa terlambat. Menikah bukan tentang usia atau kedewasaan, tapi menikah adalah suatu karunia titipan Tuhan yang harus kamu gunakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik enaknya nikah muda.

Masalahnya sekarang, ketika kamu menikah di usia yang relatif muda, jangan sampai kamu kehilangan empati terhadap orang-orang di sekitarmu yang belum menikah.

Setiap orang punya ‘berkah’nya masing-masing, jadi jangan memandang rendah orang-orang yang masih single. Kalau mereka menjawab dengan bilang enaknya menjadi single, bisa-bisa kamu malah gigit jari!


Jika Ingin Menikah Muda, 3 Bekal Ini yang Harus Kamu Persiapkan

Fakta menikah muda tentu memiliki banyak resiko. Resiko tersebut didominasi oleh faktor tanggapan masyarakat. Pernikahan di usia muda yang mengalami kegagalan adalah gambaran buruk bagi kawula muda lainnya.

Walaupun sebenarnya kegagalan tersebut bukan berada di faktor usia mudanya. Melainkan tingkat ketakwaan dan kesadaran akan hakikat dan tujuan menikah.

Memilih menikah diusia muda tentu memerlukan banyak persiapan, diantaranya seperti yang dikutip dari catatan Ahmad Rifa’i Rifan adalah sebagai berikut : Selengkapnya disini

Yakin Mau Nikah Muda? Kamu Wajib Siapkan 3 Bekal ini Lho Kalau Ngebet
Foto via instagram wajibbaca.com
SHARE ARTIKEL