Mengenaskan Nenek ini Meninggal Akibat Dicekoki Air Keluarganya Sendiri

Penulis Penulis | Ditayangkan 06 Mar 2018
Mengenaskan Nenek ini Meninggal Akibat Dicekoki Air Keluarganya Sendiri
Ilustrasi, rebanas.com
Sampai paru-paru penuh dengan air dan mulut terlihat bekas penganiayaan.

Hingga akhirnya nenek 51 ini tahun mati mengenaskan....

Tukiyem (51) warga Dusun Jeruk, Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek ditemukan tewas.

Polisi pun akhirnya melakukan otopsi pada jenazah Tukiyem.

Hal ini dilakukan karena polisi curiga Tukiyem meninggal dunia secara tidak wajar.

Proses otopsi pun dilakukan oleh tim dokter forensik RS Bhayangkara Kediri di RSUD Dr Soetomo Trenggalek.

Dari hasil pemeriksaan, Tukiyem dipastikan tewas karena dibunuh.

Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Sumi Andana menjelaskan bahwa Tukiyem dipaksa minum air sebelum ajal menjemputnya.

“Dari hasil otopsi ada bekas kekerasan di sekitar mulut korban,” terang Sumi.

Sumi juga menambahkan bahwa saluran nafas korban penuh dengan air.

Bahkan, air sudah mencapai rongga dada dan membanjiri paru-parunya.

“Karena cairan ini korban mati lemas,” tambah Sumi.

Selain itu, ditemukan juga sebuah kain di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

BACA JUGA Setelah Tikam Istri dengan Wajah Masih Berlumuran, Pria ini Langsung Live di Facebook

Mengenaskan Nenek ini Meninggal Akibat Dicekoki Air Keluarganya Sendiri

Kain ini diduga digunakan agar air yang dimasukkan ke mulutnya tidak tumpah.

Setelah mendapatkan laporan tersebut, polisi langsung bergerak cepat dengan memeriksa 15 saksi.

Lima diantaranya pun akhirnya dijadikan tersangka.

Para pelaku ini merupakan keluarga Tukiyem sendiri.

Satu diantaranya adalah anak kandung korban.

Dikutip dari style.tribunnews,com“Satu anak kandung, yang lain ada menantu, kakak ipar dan adik ipar,” ungkap Sumi.

Sumi menambahkan, kasus ini terungkap setelah adanya laporan kesurupan dari warga sekitar.

Saat polisi datang ke lokasi, korban sudah meninggal dunia.

Sayangnya, polisi belum bisa mengetahui motif pembunuhan hingga saat ini.

Penyidik masih kesulitan meminta keterangan para pelaku, karena kondisi mereka juga masih shock.

“Kami rencananya berkoordinasi dengan psikiater untuk membantu penyidikan,” pungkas Sumi.
SHARE ARTIKEL