Ketua BEM UI Dapat Nasehat dari Politikus Ini, Bahasanya Halus tapi Jleb di Hati, Lihat Videonya

Penulis Penulis | Ditayangkan 08 Feb 2018
Ketua BEM UI Dapat Nasehat dari Politikus Ini, Bahasanya Halus tapi Jleb di Hati, Lihat Videonya
Gambar diolah dari sumber tribunnews.com, Illustrasi()

"Kalian kan calon pemimpin. Pemimpin siapa, pemimpin rakyat.

Lalu siapa yang harus kalian kenali, ya rakyat itu.

Dan mengetahui tentang rakyat tidak cukup dari membaca buku.

Lanjutkan Baca..


Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), Zaadit Taqwa, mendapat nasehat menarik dari politisi ketika tampil di program Mata Najwa.

Nasehat menarik ini terjadi saat segmen membahas Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak-Gizi Buruk di Asmat, Papua.

Sebelumnya, Zaadit mengatakan bahwa dirinya berani mengritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah mengetahui kondisi Asmat lewat pemberitaan di media.

Dari itu, ia mengatakan pemerintah lamban menangani persoalan di Asmat.

Zaadit juga mengklaim mahasiswa selalu berada di garda terdepan membela rakyat.

Rupanya pernyataan itu tak sepenuhnya menyakinkan seorang politisi yang ikuti bicara dalam program tersebut.

Politikus, Adian Napitupulu, menilai pernyataan Zaadit soal Asmat selama ini tidak memiliki legitimasi atau pengakuan moral yang kuat.

Pasalnya sebelum melayangkan kritik, Zaadit belum mengetahui secara langsung apa yang terjadi di Asmat.

Kemudian ketika kritik itu dilayangkan akhirnya terasa tak sepenuhnya membela rakyat.

"Kalian kan calon pemimpin. Pemimpin siapa, pemimpin rakyat.

Lalu siapa yang harus kalian kenali, ya rakyat itu.

Dan mengetahui tentang rakyat tidak cukup dari membaca buku.

(Seharusnya) cium aroma tubuhnya (rakyat), cium keringatnya, pahami penderita mereka, makan bersama mereka.

Lalu baru kalian menjadi pemimpin yang lahir dari rahim rakyat itu sendiri.

Kalau itu kalian lakukan sebelumnya, kartu kuningnya memiliki legitimasi sangat kuat.

Sekarang jadi debatabel. Kartu kuning itu dasarnya apa.

Oke bicara Asmat, udah ke sana? Belum.

Perlu di ajak Presiden? Tak perlu!

Nilai perjuangan itu dinilai dari perjuangan kita ke Asmat!" terang Adian seperti yang dikutip dari style.tribunnews.com.

Kendati demikian Zaadit tetap bersikukuh memahami kondisi rakyat tak harus sampai 'mencium bau' rakyat.

Berikut video selengkapnya Adian Napitupulu untuk lima Ketua BEM yang hadir terkhususnya Zaadit.



Melihat tayangan ini netizen merasa nasehat Adian sangat perlu direnungkan Zaadit.

Netizen setuju memahami rakyat tak cukup dengan membaca buku.

@friyalyasmin: "Seru nonton #MataNajwaKartuKuningJokowi disuruh ke Asmat dulu katanya kalo mau kritik, pak pak kuliah sampe sore 2x gamasuk aja gak lulus matkul pak"

@RahWisnu96: "Kritik itu boleh, tapi tolong lihat secara luas. Saya lucu dengar pernyataan mas Presma UI, ketauan ngomong tanpa data.."

@carlosmichael_k: "Zaadith: kami tau soal penderitaan warga Asmat lewat berita, kami rasa itu cukup mewakili apa yang terjadi di sana. Gladi woi..gladi...live in...rasain kepala lu mandi lumpur di Asmat! Jangan baca! Yang udah kesana aja ga berisik."
SHARE ARTIKEL