Terenyuh Melihatnya, Bocah 9 Tahun ini Selesaikan Hafalan 30 Juz Diiringi Isak Tangis Orang Tua

Penulis Penulis | Ditayangkan 22 Jan 2018
Terenyuh Melihatnya, Bocah 9 Tahun ini Selesaikan Hafalan 30 Juz Diiringi Isak Tangis Orang Tua
image source: bersamadakwah.com

Subhanallah wal hamdulillah.. Allahu Akbar… rasanya begitu meledak-ledak dada ini.

Tergolong masih kanak-kanak baru menginjak 9 tahun, Yasin sapaan akrab bocah ini yang membuat orang tuanya bangga menyelesaikan hafalan 30 juz.

Suasana haru iringi hafalannya.

Puluhan pasang mata berkaca-kaca. Haru, bangga, takjub bercampur jadi satu saat menyaksikan Yasin menyetorkan hafalan juz terakhirnya.

Tak sedikit hadirin yang menyeka air matanya, mengiringi ayat demi ayat yang mengalir syahdu dari bocah yang baru berusia sembilan tahun itu.

“Hafalannya lancar, sangat lancar. Bagaikan air yang mengalir. Tenang dan tartil. Dan memang santri yang baru masuk ke usia 9 tahun ini selalu lancar jika tasmi’”, tulis Ustadz Adam Ibrahim Aql di akun Facebooknya.

Ahmad Yasin menyelesaikan hafalan Qur’an-nya lengkap 30 juz di usia yang tergolong kanak-kanak. Baru menginjak sembilan tahun.

Keharuan semakin menjadi karena saat Yasin menyetorkan hafalan terakhirnya, kedua orangtunya –Rahmat Kartolo dan Nuri Wasisaningsih- hadir di sana tanpa sepengetahuan santri Al Hikmah Bogor itu. Saat mereka tiba, Yasin sedang tasmi’ menghadap kiblat di hadapan musyrifnya. Suasana haru dan khusyu’ membuat Rahmat dan Nuri tak sempat memfoto anaknya. Mereka larut dalam syahdu.

Begitu Yasin selesai menyetorkan hafalan juz terakhirnya, tangis mereka meledak.

Subhanallah wal hamdulillah.. Allahu Akbar… rasanya begitu meledak-ledak dada ini saat memeluknya. Terbayang lintasan torehan kisah saat kelas satu SD semester dua harus kami lepas. Nyantri di pesantren DQ-DT bandung. Saat ia baru bisa Iqro 3, namun 3 bulan berselang sudah bisa baca Qur’an dan hafal juz 30,” tutur orangtua Yasin seperti dikutip Adam dari laman BersamaDakwah.

Pada kesempatan itu, Rahmat dan Nuri juga diminta berbicara sebagai orangtua Yasin. Keduanya tak bisa menahan haru dan ikut meneteskan air mata. Sementara Yasin yang duduk di tengah orang tuanya, ia hanya terisak dalam tangisnya.
SHARE ARTIKEL