Memukul Anak Untuk Memberikan Pelajaran, itu Mendidik Atau Malah Jadikan Anak Egois?

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 11 Dec 2017
Memukul Anak Untuk Memberikan Pelajaran, itu Mendidik Atau Malah Jadikan Anak Egois?
Memukul anak mendidik atau melampiaskan amarah?

Benarkah memukul anak upaya untuk mendidik anak?

Cara setiap orang berbeda untuk mendidik anaknya, ada yang menerapkan Ketegasan bukan kekerasan loh ya. Tapi sekarang ini ada yang menyalahkan bukan ketegasan tapi kekerasan sebagai pelampiasan amarahnya.

Kalau dijaman dulu mendidik anak dengan ketegasan bahkan juga terkadang kekerasan (jika benar-benar diperlukan). Sebagai salah satu upaya mendidik anak yang dianggap sangat berhasil untuk menjadikan anak sukses.

Tapi bagaimana jika dilakukan dijaman ini? yang ada anak malah balik melawan orangtua.

Baca juga :Sopan Santun Jadi Hal yang Mahal, ini 16 Cara Pintar Mendidik Anak Bersikap Sopan Santun

Anak jaman sekarang sopan santun terhadap orang tua sudah mulai luntur. Tidak ada etika yang ditunjukkan. Seperti yang sudah banyak terjadi.

Banyak orang tua yang ketika sedang marah, sulit untuk mengontrol emosinya.

Alhasil, anak menjadi korban kemarahan mereka. Teriakan, bentakan, cacian, cubitan, bahkan pukulan, kerap didapatkan oleh anak.

Namun, benarkah memarahi adalah salah satu upaya mendidik anak? Atau orang tua hanya sekedar melampiaskan amarahnya?

Mulai sekarang, anda para orang tua sebaiknya bisa mengontrol amarah ketika sedang berhadapan dengan anak.

Kemarahan anda hanya akan menyakitkan hati anak anda sekaligus juga menghambat pertumbuhannya dan menganggu psikologisnya.

Anak menjadi minder dan egois

Memarahi anak dikhawatirkan hanya akan membuatnya tumbuh menjadi orang yang minder, takut mencoba hal baru, tidak percaya diri, egois, tidak ramah, tertutup, dan tidak peka, mudah marah, dan mudah memarahi orang lain dengan teriakan atau bentakan, termasuk pada orang tuanya.

Akibatnya, hubungan keduanya makin lama makin merenggang. Anda tidak mau hal itu terjadi bukan? Banyak cara yang bisa dilakukan daripada terus memarahi anak.

Baca juga :Tangis Haru Kisah Perjuangan Susi Driver Grabbike yang Bawa Anak Sambil Kerja

Berikut cara-cara yang bisa anda terapkan:

JALIN KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN ANAK ANDA

Setiap berkomunikasi dengan anak, anda sebaiknya bisa menatap matanya, tidak berbicara dengan anak ketika ia sedang berbicara atau melakukan suatu hal.

Memegang kedua tangannya sambil saling duduk atau berdiri berhadapan, lalu buka percapakan dengan kalimat yang baik, seperti “Nak, mama mau bicara….”.

Pastikan perhatian anda dan anak tidak terganggu oleh apapun sehingga bisa fokus untuk berbicara.

Cara-cara itu akan memudahkan anda dan anak untuk menjalin komunikasi dua arah yang efektif.

MENGGUNAKAN SUARA YANG LEMBUT DAN KATA-KATA YANG BAIK SEHINGGA ANAK ANDA AKAN MUDAH UNTUK MENGERTI

Gunakan suara yang lembut dan ucapkan kata-kata yang baik ketika sedang berbicara dengan anak agar ia bisa mudah mencerna apa yang anda katakan meskipun anda sedang marah.

Teriakan dan bentakan hanya akan memperkeruh suasana dan menimbulkan masalah baru. Cara ini juga bisa menenangkan diri anda dan terhindar dari amarah.

BERITAHU ANAK SOAL SEBAB DAN AKIBAT DARI PERBUATANNYA

Anak harus tahu soal apa saja konsekuensi yang ia dapatkan ketika ia berbuat suatu hal. Ajari anak soal hal-hal yang mudah dan sepele terlebih dahulu. Buatlah aturan sederhana yang bisa ia patuhi.

Contohnya, anak harus meletakkan tas dan sepatunya di tempat semula ketika pulang dari sekolah. Apabila ia tidak melakukannya, maka jam bermainnya akan dikurangi.

Apabila anda sudah terlanjur memarahi anak, maka jangan ragu untuk minta maaf padanya.

Dengan begitu, hubungan anda dan anak akan kembali terjalin dengan baik dan anak akan belajar untuk meminta maaf kepada anda dan orang lain ketika suatu hari nanti ia berbuat salah, karena anak cenderung mudah meniru apa yang dilihat dan didengarnya
SHARE ARTIKEL