Bersiaplah Maret 2018 Elpiji 3kg Tanpa Subsidi, ini Penjelasan Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero)

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 19 Dec 2017

Bersiaplah Maret 2018 Elpiji 3kg Tanpa Subsidi, ini Penjelasan Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero)
Elpiji 3kg bersubsidi milik pertamina Kolase dari berbagai sumber

Elpiji 3kg Pertamina nonsubsidi, bagaimana pendapatmu?

PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan Elpiji nonsubsidi dengan ukuran 3 kilogram (kg) pada Maret 2017. Tabung tersebut akan diberi label Bright Gas dan akan menjadi alternatif masyarakat mampu dalam mengkonsumsi Elpiji.

Direktur Pemasaran Pertamina, Muchamad Iskandar saat Konferensi Pers di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (8/12/2017) mengatakan "Gas melon sesuai peraturan dijual seharga Rp 16.700 per tabung, sedangkan gas yang 5,5 kilogram dijual Rp 65.000 per tabung. Gap harganya agak besar. Kami akui itu, makanya kami akan keluarkan yang ukuran 3 kilogram nonsubsidi," Bright Gas 3 kgn akan launching Maret 2018, Masyarakat supaya lebih mudah dalam pembelian dan penggunaan di bandingkan dengan membeli Bright Gas ukuran 5,5 kg yang harus beli tabung baru dulu.

Sementara di lansir dari liputan6.com, Sebelumnya PT Pertamina (Persero) menyebut terjadi kelangkaan Elpiji 3kg di sejumlah daerah termasuk di Jabodetabek akhir-akhir ini. di sebapkan oleh Masyarakat yang panik dan resah terhadap rencana kebijakan pemerintah dan perusahaan konsumsi Elpiji subsidi tersebut.

Muchamad Iskandar mengungkapkan, pemicu isu kelangkaan tabung melon disebabkan beberapa hal. terutama, karena masyarakat panik atas rencana distribusi tertutup untuk elpiji 3 kg pada 2018 yang sudah digembar-gemborkan pemerintah.

"Pemerintah kan sudah gembar-gembor distribusi tertutup di 2018, dan ini sempat memancing kepanikan konsumen masyarakat, sehingga mereka membeli berlebihan mengisi dua-tiga stok tabung di rumah, dan akhirnya masyarakat yang benar-benar membutuhkan jadi sulit mendapat elpiji 3 kg," jelas dia saat konferensi pers di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (8/12/2017).

Masih kata Iskandar, Elpiji subsidi 3 kg tidak hanya dikonsumsi masyarakat miskin. Penyalurannya tidak tepat sasaran karena masih menerapkan distribusi terbuka. Artinya tidak ada kriteria penerima tabung melon hanya untuk rumah tangga miskin.

Dalam Peraturan Presiden (Perpres) hanya disebutkan rumah tangga dan usaha mikro. "Distorsi ini meluas karena elpiji subsidi dikonsumsi masyarakat luas. Pompa sawah saja yang tadinya pakai bahan bakar minyak (BBM), bisa diganti pakai elpiji 3 kg. Belum lagi warung-warung kecil sudah menjalar," dia menjelaskan.

"Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena distribusinya masih terbuka. Jadi sebenarnya skenario distribusi tertutup menjadi solusi ke depan supaya lebih bagus lagi, dan tepat sasaran," Iskandar menambahkan.

Jadi bagaimana menurut Anda?
SHARE ARTIKEL