Awalnya Dikira Alergi, Ternyata ini Tanda Penyakit yang Cukup Menyiksa Penderitanya

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 28 Dec 2017
Awalnya Dikira Alergi, Ternyata ini Tanda Penyakit yang Cukup Menyiksa Penderitanya
Foto via facebook Mikaella diolah wajibbaca.com

Bukan alergi biasa, bisa membahayakan

Seorang wanita memebagikan pengalam buruknya, masih belum diketahui apa yang terjadi pada tubuh wanita ini, hanya ada tanda-tanda muncul merah yang awalnya dikira alergi hingga menjadi penyakit berbahaya yang amat luar biasa sakitnya.

Melalui akun Facebook-nya, Mikaella menceritakan kronologi atas kondisi yang ia alami.

Mikaella menceritakan bahwa ia sangat tersiksa dengan rasa sakit yang luar biasa.

Baca juga : Tak Mengerti Karena Dikira Permen, Ibu ini Suapi Anak Ratusan Bola Gel

Semua keluaga sudah berusaha mencari yang terbaik untuk menyembuhkannya.

Bebulan-bulan hanya ada didalam rumah karena merasa malu jika keluar rumah.

Awalnya Mikaella menganggap hanya alergi sederhana, ternyata penyakit yang cukup berbahaya.

Awalnya Dikira Alergi, Ternyata ini Tanda Penyakit yang Cukup Menyiksa Penderitanya

Ia memberanikan menggunggah pengalamannya ini karena ingin setiap orang menyadari akan penyakit ini agar tidak terjadi seperti dirinya.

Setelah melakukan pemeriksaan, Mikaella mengetahui bahwa ia mengidap pityriasis rosea.

Melansir halodokter.com, pityriasis rosea adalah kondisi pada kulit tubuh yang berupa ruam, berwarna merah muda atau merah.

Biasanya bercak ini berbentuk seperti bekas luka atau benjolan merah menyerupai tambalan.

Mikaella mengatakan bahwa karena kondisi ini, ia mengalami depresi selama 2 bulan terakhir.

Baca juga : Tips Ampuh Menurunkan Berat Badan dan Mengecilkan Perut Tanpa Obat Ala (BEDM)

Penyakit kulit ini juga membuatnya susah tidur.

Postingan asli Mikaella:


Terlihat dalam beberapa foto yang ia unggah seluruh tubuh Mikaella ditutupi bercak merah.

Pityriasis rosea biasa terjadi tanpa sebab yang jelas dan pasti.

Tapi, Mikaella mengaku bahwa ia mengalami kondisi ini lantaran terlalu gila kerja dan terlalu sibuk.Ia sering kali pulang malam dan tak punya waktu tidur dan makan yang cukup.

Kebiasaan ini membuat sistem imunnya menurun.

Selama ini ia menggunakan lotion, minum obat dan vitamin untuk mengurangi rasa sakit dan menjaga kondisi tubunya.

Penyakit ini membuat Mikaella malu untuk keluar rumah.

Ia selalu mengenakan celana panjang dan jaket untuk menutupi kondisi kulitnya meski udara sedang panas.

Walaupun sedang mengalami kondisi yang berat, Mikaella berharap ia bisa sembuh total.

Awalnya Dikira Alergi, Ternyata ini Tanda Penyakit yang Cukup Menyiksa Penderitanya

Ia mengaku bahwa keluarganya sudah melakukan segala cara untuk membantunya sembuh.

Kini Mikaella masih terus melakukan tes kesehatan di rumah sakit agar bisa segera pulih.Melalui unggahannya ini, ia ingin menghimbau semua orang untuk tak lupa menjaga kesehatan.

Ia mengingatkan orang-orang untuk punya waktu tidur yang cukup dan mengkonsumsi vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.

Baca juga : Deretan Daftar Resep Tradisional Pengganti Obat, yang Ampuh Obati Anak Sakit

Mikaella juga mengingatkan orang-orang untuk segera periksa ke dokter jika mulai merasa tak sehat.

Pengertian Pityriasis Rosea

Awalnya Dikira Alergi, Ternyata ini Tanda Penyakit yang Cukup Menyiksa Penderitanya

Pityriasis rosea adalah kondisi pada kulit tubuh yang berupa ruam, berwarna merah muda atau merah, dan berbentuk seperti bekas luka atau benjolan merah menyerupai tambalan.

Kondisi ini umumnya dianggap aman, namun penderita juga dapat mengalami rasa gatal yang sangat mengganggu selama dua minggu atau lebih.

Pityriasis rosea dapat muncul di bagian dada, punggung, atau perut.

Penyebab Pityriasis Rosea

Pityriasis rosea merupakan kondisi yang tidak menular, namun hingga saat ini belum ditemukan penyebab pasti dari kondisi ini, walaupun infeksi virus dari golongan virus herpes diduga adalah pemicu munculnya penyakit ini.

Gejala Pityriasis Rosea

Penderita dapat melalui tiga tahapan pityriasis rosea sebelum akhirnya muncul ruam di kulit.

Tahapan-tahapan ini umumnya diawali dengan kondisi tubuh yang terasa tidak nyaman selama beberapa hari hingga beberapa minggu.

Ruam yang muncul biasanya berupa herald patch  yang berbentuk oval dan berwarna merah muda. Sebagian besar kasus muncul di antara usia 10-35 tahun.

Selain ruam,  gejala yang menyertai dapat meliputi demam tinggi, kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, nyeri sendi, dan sakit kepala.

Noda merah berbentuk oval yang menyerupai tambalan juga dapat muncul di area tersembunyi, seperti ketiak dan area-area lain, misalnya pada perut.

Pada akhir minggu kedua, bercak merah dapat menyebar hingga ke dada, punggung, dan leher, membentuk pola yang menyerupai pohon pinus.

Gatal dapat muncul pada masa-masa ini dan akhirnya mereda setelah ruam muncul di kulit  selama 2-6 minggu.

Periode pityriasis rosea dapat berlangsung hingga 12 minggu sampai 5 bulan, menyisakan area kulit yang terkena penyakit ini menjadi lebih gelap dibandingkan area sekitarnya dan akan kembali normal setelah beberapa waktu.

Pityriasis rosea dapat menunjukkan bentuk yang berbeda-beda pada tiap pasien. Pada bayi, bentuk penyakit ini dapat menyerupai kulit yang melepuh dan pada ibu hamil atau seseorang berkulit gelap dapat berupa ruam yang bulat menonjol.

Pityriasis rosea dapat menyerupai ruam yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti sifilis, sehingga harus diperiksa lebih lanjut demi mendapatkan diagnosis yang tepat.

Diagnosis Pityriasis Rosea

Proses diagnosis pityriasis rosea dilakukan dengan mengamati kondisi kulit yang terpapar secara langsung.

Setelah itu dokter akan memastikan melalui tes KOH atau tes yang menggunakan larutan potassium hydroxide untuk mengetahui apakah ruam disebabkan oleh adanya infeksi jamur.

Tes ini membutuhkan sampel yang diambil dari kulit yang terkena pityriasis rosea. Tes lain dapat dilakukan jika penderita aktif secara s3ksual, terdapat kondisi penyakit lain yang berkaitan, atau terkena penyakit yang memiliki ruam sebagai gejalanya.

Pengobatan Pityriasis Rosea

Pityriasis rosea adalah kondisi yang tidak memerlukan perawatan khusus dan pada sebagian besar kasus dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 12 minggu.

Beberapa pengobatan yang tersedia untuk mengurangi gejala penyakit ini, di antaranya: krim pencegah kulit kering yang sekaligus berfungsi sebagai pelembap kulit, salep atau krim steroid, dan antihistamin sebagai pereda gatal.

Tindakan sederhana seperti berendam atau mandi menggunakan air hangat juga dapat meredakan rasa gatal yang mendera.

Untuk rasa gatal yang sangat mengganggu, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai penggunaan krim atau salep steroid.

Krim atau salep steroid biasanya dioleskan pada area yang terpapar ruam sebanyak 1-2 kali sehari untuk mengurangi peradangan pada kulit dan meredakan rasa gatal.

Anda mungkin akan merasakan rasa perih di awal pemakaian, namun hal ini akan berkurang seiring kulit beradaptasi dengan obat.

Selain krim atau salep, obat dengan golongan antihistamin juga dapat dikonsumsi atau diresepkan dokter.

Obat-obatan ini biasanya memiliki efek penenang sehingga berguna bagi pasien yang juga mengalami gangguan tidur sebagai akibat dari rasa gatal berlebihan.

Sebaiknya hindari melakukan pekerjaan yang menggunakan alat berat atau berkendara selama berada dalam pengaruh obat-obatan jenis ini.

Krim pencegah kulit kering atau krim emolien, dapat digunakan sebagai pengganti sabun dan mudah diperoleh di apotek. Krim ini dioleskan seperlunya pada area yang terkena pityriasis rosea mengikuti arah tumbuh rambut.

Pengobatan lain yang mungkin perlu dilakukan adalah terapi sinar ultra violet atau ultra ungu jangka pendek, umumnya dikenal dengan istilah sinar UVB.

Kulit yang terkena pityriasis rosea akan dikenai sinar UVB dalam waktu singkat untuk mengurangi rasa gatal dan munculnya ruam.

Pengobatan ini merupakan pilihan lain yang diambil jika metode pengobatan lain tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Pencegahan Pityriasis Rosea

Oleh karena penyebabnya yang belum diketahui, pencegahan terhadap penyakit ini juga belum dapat dilakukan.

Kendati tidak menular, pasien yang terkena penyakit ini selama lebih dari tiga bulan hendaknya segera memeriksakan kondisinya ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai.
SHARE ARTIKEL