Jangan Sedih Jika Tak Kaya, Karena Harta Kita yang Sebenarnya Hanyalah ini

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 09 Sep 2017

Inilah harta Kita yang Sebenarnya dan Renungankanlah Bagi Penumpuk Harta karena Tamak!!

HARTA KITA SEBENARNYA HANYA ADA TIGA......

Jangan Sedih Jika Tak Kaya, Karena Harta Kita yang Sebenarnya Hanyalah ini

RENUNGKAN BAGI PENUMPUK HARTA KARENA TAMAK......

Untuk mengetahui harta kita sebenarnya dan renungan bagi penumpuk harta....baca selengkapnya

Dalam kehidupan dunia, kita dikelilingi oleh hal-hal atau benda-benda yang kita klaim sebagai milik kita. Keluarga, rumah, pekerjaan, panca indera, harta, ilmu pengetahuan, keahlian, dan lain sebagainya semua kita sebut sebagai milik kita. Tapi benarkah itu semua milik kita? Sejak kapan semua itu menjadi milik kita?

Memang berbagai perangkat keduniaan semisal surat-surat resmi bisa menjadi bukti bahwa keluarga, pekerjaan, tanah, dan sebagainya itu adalah milik kita, namun status kepemilikan kita adalah pemilik nisbi. Pemilik mutlak dari segala sesuatu hanyalah Allah SWT. Bahkan, diri kita yang lemah ini pun adalah milik-Nya.

Baca juga : Jangan Merubah Bentuk Alis Sebelum Tau Hukumnya Dalam Pandangan Islam, Inilah Akibatnya

Hal ini sering dilupakan oleh kita. Kita sering lupa bahwa kita bukanlah pemilik mutlak, sampai-sampai kita bersikap seolah-olah kitalah pemilik sepenuhnya segala hal yang kita anggap milik kita. Sehingga, kita memperlakukannya sesuai dengan selera dan nafsu duniawi kita, bukan disesuaikan dengan keinginan sang pemilik mutlak, yaitu Allah SWT.

Saudaraku
Jika direnungi, ternyata harta kita yang sesungguhnya hanya tiga saja, selebihnya memang harta kita tetapi hakikatnya bukan harta kita karena MAYORITAS harta sejatinya hanya kita tumpuk saja dan bisa jadi BUKAN kita yang menikmati, hanya sekedar dimiliki saja

Tiga harta sebenarnya:

1. Makanan yang kita makan
Makanan yang di kulkas belum tentu kita yang menikmati semua. Uang yang kita simpan untuk beli makanan belum tentu kita yang menikmati
Ketika menikmati makanan pun ini hanya sesaat dari keseharian kita, hanya melewati lidah dan kerongkongan sebentar saja

2. Pakaian yang kita pakai
Termasuk sarana yang kita pakai seperti sepatu, kendaraan serta rumah kita. Ini yang kita nikmati. Akan tetapi inipun sementara saja karena pakaian bisa usang sedangkan rumah akan diwariskan

3. Sedekah
Ini adalah harta kita yang sebenarnya, sangat berguna di akkhirat kelak. Inipun berlalu sebentar dari genggaman kita di dunia
Selebihnya harta yang kita tumpuk hakikatnya bukan harta kita, kita tidak menikmatinya atau hanya menikmati sesaat saja. Misalnya menumpuk harta:
- Rumah ada dua atau tiga, yang kita nikmati utamanya hanya satu rumah saja

-Uang tabungan di bank beratus-ratus juta atau miliyaran, yang kita nikmati hanya sedikit saja selebihnya kita hanya kita simpan

-Punya kebun yang luas, punya toko yang besar, hanya kita nikmati sesaat saja

Baca juga : 8 Dampak Buruk ini Alasan Kenapa Pacaran Diharamkan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﺑْﻦُ ﺁﺩَﻡَ ﻣَﺎﻟِﻰ ﻣَﺎﻟِﻰ – ﻗَﺎﻝَ – ﻭَﻫَﻞْ ﻟَﻚَ ﻳَﺎ ﺍﺑْﻦَ ﺁﺩَﻡَ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻟِﻚَ ﺇِﻻَّ ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻠْﺖَ ﻓَﺄَﻓْﻨَﻴْﺖَ ﺃَﻭْ ﻟَﺒِﺴْﺖَ ﻓَﺄَﺑْﻠَﻴْﺖَ ﺃَﻭْ ﺗَﺼَﺪَّﻗْﺖَ ﻓَﺄَﻣْﻀَﻴْﺖَ

“Manusia berkata, “Hartaku-hartaku.” Beliau bersabda, “Wahai manusia, apakah benar engkau memiliki harta? Bukankah yang engkau makan akan lenyap begitu saja? Bukankah pakaian yang engkau kenakan juga akan usang? Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja? ” (HR. Muslim no. 2958)

Riwayat yang lain,

ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻣَﺎﻟِﻰ ﻣَﺎﻟِﻰ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻟِﻪِ ﺛَﻼَﺙٌ ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻞَ ﻓَﺄَﻓْﻨَﻰ ﺃَﻭْ ﻟَﺒِﺲَ ﻓَﺄَﺑْﻠَﻰ ﺃَﻭْ ﺃَﻋْﻄَﻰ ﻓَﺎﻗْﺘَﻨَﻰ ﻭَﻣَﺎ ﺳِﻮَﻯ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻬُﻮَ ﺫَﺍﻫِﺐٌ ﻭَﺗَﺎﺭِﻛُﻪُ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ

Hamba berkata, “Harta-hartaku.” Bukankah hartanya itu hanyalah tiga: yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan. ” (HR. Muslim no. 2959)

BUKAN berarti seorang muslim harus miskin dan tidak boleh kaya. Tetapi gunakanlah kekayaan tersebut untuk membela agama dan membuat anda
bahagia yang sejati sebagaimana perintah agama [1]

“Bahagia sejati adalah membuat orang lain bahagia”

Sebagaimana ungkapan indah

أسعد الناس من أسعد الناس
“As’adunnaasi man as’adan naasa”

“Manusia paling bahagia adalah yang membuat manusia lainnya bahagia”

Gunakan harta untuk membantu orang lain
“Semakin kaya, semakin dermawan. Bukan semakin meningkatkan gaya hidup”

Semakin tua usia kita harusnya kita sadar harta yang kita tumpuk akan kita tinggalkan dengan kematian. Bukannya semakin tamak mengumpulkan harta dan melupakan bekal akhirat

Semoga semakin dekat sama Allah, makin sayang sama keluarga dan semakin banyak bersyukur

#Share pada teman dekat kalian....

SHARE ARTIKEL