Ustadz Ini Tetap Gigih Untuk Mengajarkan Anak-Anak Mengaji, Meski Dalam Kondisi Lumpuh

Penulis Unknown | Ditayangkan 14 Aug 2017

Apapun kondisi kita selama kita bisa melakukannya, maka lakukanlah dengan baik. Apalagi mengamalkan ilmu, kita wajib mengamalkannya selagi kita mampu melakukannya.

Banyak cara orang dalam mengamalkan ilmunya. Termasuk ilmu islami, seperti mengajar mengaji yang dilakukan oleh ustadz ini meskipun dalam kondisi yang tidak mendukung.

Ustadz Ini Tetap  Gigih Untuk Mengajarkan Anak-Anak Mengaji, Meski Dalam Kondisi Lumpuh
Twitter

Ustaz Sugiarto tetap mengajarkan anak-anak mengaji di desanya, yakni Karangbawang di Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah. Ia tetap gigih menjar meski dalam kondisi lumpuh.

Sugiarto divonis lumpuh oleh dokter sejak tahun 2000. Namun, semangat mengajarnya tak pudar. Bahkan, ia tak keberatan tak dibayar. Mengajarkan anak-anak mengaji, baginya adalah panggilan jiwanya tanpa mengharap imbalan.

Sebab mengamalkan sebagian ilmu yang kita miliki adalah kebahagiaan tersendiri. Dan juga cara kita untuk mendekatkan diri pada tuhan. Seperti  dalam ayat ini, Allah  berfirman:


وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا
Dan sesungguhnya kalau mereka MENGAMALKAN pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka)
(An-Nisaa: 66)
Dilansir dari Tribunews, sambil berbaring, Sugiarto menyimak dan membetulkan bacaan anak-anak didiknya. Sebagian murid sudah fasih membaca ayat Alquran dan sebagian lagi masih terbata-bata. Semua disimak secara telaten oleh ustaz Sugiarto. Sugiarto pernah menjalani perawatan di RSUD Banyumas. Ia juga pernah dirujuk ke rumah sakit ortopedi untuk kesembuhan kakinya.

Baca Juga :Tahu Anaknya  Alami Penyakit Ini, Sang Ibu Malah Pergi Karena Malu, Ya Allah Kasihan..

Selama 40 hari Sugiarto dirawat di rumah sakit, maka selama itu juga anak-anak di desanya tidak diajar mengaji. Itu membuatnya sedih. "Saya tidak ingin menjadi orang yang merugi karena menyia-nyiakan kesempatan. Saya akan terus mengajar hingga Allah memanggil saya. Semoga bisa istiqamah," kata ustaz Sugiarto.

Sugiarto dirawat oleh ibunya, yaitu ibu Tasem. Karena tak memiliki cukup uang, ibu Tasem terpaksa merawat putranya di rumah dengan obat yang dibeli dari apotek. Ibu Tasem rutin membersihkan luka pada kaki Sugi yang membusuk dan berbau.

Tiga hari sekali, ia mengganti perban yang membungkus luka kaki Sugi.
Ia mengaku prihatin melihat kondisi kesehatan Sugi yang terus memburuk. Tubuh Sugi yang dahulu gemuk kini berubah kurus kering.

Luka terbuka pada kakinya juga tak kunjung sembuh meski telah mati rasa.
Tasem sebenarnya ingin memeriksakan putranya kembali ke rumah sakit namun terkendala biaya. Ia pun tidak memiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) baik BPJS maupun Jamkesda meski keluarganya tergolong tidak mampu.

Kegigihan Sugi dalam mengajar membangkitkan semangat ibunya untuk terus merawat dan mendampingi anaknya hingga akhir hayat. "Saya ingin anak saya sembuh," ucap ibunya, air matanya berderai. ()
SHARE ARTIKEL