Yuk! Mengulas Dibalik Ayat Berisi Perintah Puasa Ramadhan

Penulis Unknown | Ditayangkan 23 May 2017
Bulan Ramadhan sudah hampir tiba, saatnya mempersiapkan diri untuk kita menjalani Kewajiba sebagai muslim, yakni berpuasa Ramadhan. Namun Jangan hanya menjalankan saja, tapi ketahuilah nash-nash yang memvagas untuk berpuasa Ramadhan ini, agar kita lebuh mengerti, rajin dan termotivasi.

Yuk! Mengulas Dibalik Ayat Berisi Perintah Puasa Ramadhan

BACA JUGA: Perubahan Musim, Membuat Antartika Perlahan-lahan Menjadi Hijau! Apakah Ini Pertanda?

Dalam Al-Quran, sudah banyak ayat-ayat yang menjelaskan soal puasa, termasuk juga ayat berisi perintah agar berpuasa saat Ramadhan. Petintah Allah SWT tertuang dalam Q.S Baqarah: 183.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Ayat diatas membuktikan keutamaan puasa Ramadhan dan perintah agar setiap muslim berpasa saat Bulan Ramadhan tiba. Tak hanya itu saja, berikut ulasannya…

1. Isi Asbabul Nuzul

Ayat-ayat tentang perintah puasa Ramadhan dalam Alquran sendiri memiliki sebab turunnya ayat tersebut (asbabun nuzul). Menurut Ibn Jarir yang meriwayatkannya dari Mu’adz bin Jabal yang dinukil oleh Ash-Shabuni dalam kitabnya, menerangkan sebab muasal ayat tentang puasa Ramadhan itu turun sebelum Nabi Muhammad menerima perintah puasa Ramadhan terlebih dahulu Nabi berpuasa ‘Asyura (puasa pada tanggal 10 dari bulan Muharram) dan tiga hari pada setiap bulan, sampai kemudian Allah Azza wa Jalla mewajibkan (puasa) pada bulan Ramadhan.

2. Tafsir Ayat

Melalui firman-Nya dalam Q.S. al-Baqarah: 183, Allah memerintahkan kepada seluruh umat manusia yang hidup serta yang menjadi kaumnya Nabi Muhammad untuk melakukan puasa sebagai suatu ke-fardhu-an. Puasa sendiri secara bahasa berasal dari bahasa Arab, asal mufradnya shaama-yashuumu-shiyaaman. Menurut Imam al-Raghib berarti menahan dari melakukan sesuatu, baik berupa makan, berbicara maupun melakukan perjalanan. Sedangkan secara terminologis berarti menahan dari makan, minum, dan jima’ serta dibarengi dengan niat sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. ⠀ . ⠀

3. Apa Sih Tujuan Diwajibkannya Puasa?

Akhir dari ayat tentang perintah puasa Ramadhan tersebut, Allah menjelaskan tujuan puasa yaitu “agar kalian bertakwa”. Ini merupakan sebuah jaminan yang diberikan oleh Allah dengan menjelaskan faidah terbesarnya, yaitu agar kalian bertakwa. Di mana rasa takwa ini bisa didapat dengan cara meninggalkan hal yang mudah didapat, meninggalkan kesenangan-kesenangan duniawi, serta yang terpenting ialah melaksanakan perintahnya dan berusaha menjauhi larangan-Nya. Hal tersebut merupakan esensi puasa dalam rangka membentuk mental rohani umat Islam.
SHARE ARTIKEL