[RENUNGAN] Keluarga Tidak Sempurna Bukanlah Alasan untuk Berhenti Mencintaimu, Istriku!
Penulis Penulis | Ditayangkan 23 May 2017Mencintai adalah perkara mudah, tapi bertahan dari terpaan rintangan dalam menjaganya yang sulit. Jika diberi kesempatan untuk jatuh cinta, berapa kali pun itu, aku ingin menggunakannya untuk jatuh cinta padamu tiap hari. Mencintai adalah perkara mudah, membuktikannya kadang-kadang sulit. Terlebih, jika turut campur orang lain pada kehidupan kita.
Mencintai adalah perkara mudah, bertahan dari terpaan rintangan dalam menjaganya yang sulit.
Bukankah sesuatu akan terasa garing jika lurus-lurus saja? Mungkin begitulah yang harus kita lihat dari cobaan yang kini tengah kita rasakan ketika orang lain masih begitu peduli pada kita hingga meragukan pernikahan kita akan bertahan. Alasannya karena kamu, istriku, berasal dari keluarga yang bermasalah.
Siapa pun Tidak Ada yang Keluarganya Sempurna, meski Setitik, Ketidaksempurnaan Pasti Ada
Mungkin Mereka Hanya Meragukan Kita karena Pernah Merasakan Kasus Serupa
Bukti bahwa Aku Memilihmu dan Kamu Memilihku adalah Cukup Bukti bahwa Rasa Saling Percaya Itu Ada
Jangan khawatir, istriku. Suamimu ini sudah tahu cara memilih dan menanggung pilihannya. Jangan gundah dan menyalahkan diri. Ketika aku meminangmu, memindahkan tanggung jawab nafkahmu ke pundakku, sungguh saat itu aku sudah yakin dan percaya bahwa kamu akan menjadi istri yang baik juga ibu yang luar biasa bagi keluarga kita sekarang dan nanti. Aku melihat cahaya kebaikan di matamu, melihat masa depan di wajahmu, dan melihat ketenangan di senyummu yang akan menjadi penyembuh dari segala rasa lelah dan sakitku sepanjang Allah mengizinkan kita bersama.BACA JUGA: 6 Tips Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Baik dan Membawa Banyak Pahala No 3 Malah Jarang Dilakukan
Istriku, jangan bersedih lagi di kala kamu merasa tidak butuh bersedih. Jangan biarkan siapa pun menghapus senyummu. Pandanglah dunia ini lewat mata kita. Masih ada banyak orang yang mencintaimu, walau mungkin tidak bisa menggantikan peran ayah ibumu. Tunjukkan pada sekitar bahwa kita bisa berjalan, walau pelan. Setiap saat kamu ingin melakukan lompatan dan belari, tanganku kala itu siap menjagamu agar tidak terjatuh. Ingat, tidak ada keluarga yang bebas dari ketidaksempurnaan.