Jadi Pemimpin itu Enak, Karena Kalau Bisa Seperti ini Dijamin Masuk Surga

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 19 May 2017

Jadi Pemimpin itu Enak, Karena Kalau Bisa Seperti ini Dijamin Masuk Surga
abiummi.com

Jika memang dari awal kita sudah punya niatan bagus dan ingin memberikan manfaat bagi sesama, kenapa tidak? Jadi pemimpin akan jadi hal yang sangat menyenangkan.

Diluar keinginan ingin dihormati atau gila hormat. Atau bahkan diktator yang semua perkataanya dituruti. Seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawabanya kelak.

Tentu saja pemimpin yang dzalim, neraka sudah menanti, begitu pula surga mengharap kedatangan para pemimpin yang jujur, adil, dan amanah.

Sebagai contoh saja, semoga kita yang saat ini menjadi seorang pemimpin bisa meneladani sahabat Rasulullah yang satu ini.

Karena sifatnya yang amanah dan jujur, ia menjadi pemimpin yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW. Padahal sebenarnya ia terpaksa menerima jabatan sebagai seorang pemimpin.

Salah seorang sahabat Rasulullah SAW terpaksa menerima jabatan sebagai seorang pemimpin Madinah. Meski demikian, ia tetap menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga karena amanah dan kejujurannya, maka ia termasuk dalam salah satu sahabat dan pemimpin yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW.

Adalah Salman Al-Farisi, seorang pemimpin yang tidak ingin digaji meskipun jabatannya tinggi di Madinah. Untuk memenuhi kebutuhannya, maka ia menjual keranjang yang dianyam dari daun kurma. Dari penghasilannya, ia hanya menerima 3 dirham per harinya. Dimana satu dirham dipergunakannya sebagai modal untuk besok, satu dirham untuk keluarganya dan satu dirham ia sedekahkan.

Bahkan meski telah menjadi seorang Amir atau pemimpin, Salman tidak malu menganyam daun kurma untuk dijadikan bakul atau keranjang. Setelah siap, bakul tersebut lalu dijualnya.

Suatu ketika seorang sahabatnya menanyakan tentang kegiatannya yang sederhana itu, padahal Salman adalah seorang pemimpim yang tentunya bisa saja ia menerima upah yang tinggi dan berkecukupan.

Namun, dengan santainya Salman pun berkata, “Seandainya Umar bin Khattab pun melarangku berbuat demikian, aku tidak akan menghentikannya.”

Suatu hari saat Salman sedang berjalan di tengah keramaian, lalu ia didatangi oleh lelaki Syiria yang membawa sepikul buah tin dan kurma. Rupanya orang itu merasa lelah karena terus menerus memikul beban tersebut.

Sehingga ketika ia melihat ada orang biasa yang berasal dari golongan tidak mampu, maka orang Syiria itu bermaksud untuk menyuruhnya mengangkat buah-buahan tersebut dan kemudian diberikan imbalan atas jerih payahnya.

Maka ketika melihat Salman, orang Syiria itu memberi isyarat agar Salman mendatanginya dan memintanya untuk membawakan barang-barangnya. Tanpa banyak bicara, Salman pun langsung mengangkat barang itu, lalu mereka berjalan bersama di tengah keramaian.

Ditengah perjalanan, mereka pun berpapasan dengan sekelompok orang. Lalu Salman pun memberi salam kepada mereka, sehingga orang-orang itu berhenti dan menjawab salamnya. “Wa’alaikumsalam wahai Amir.” Ucap orang-orang itu.

Dan orang Syiria itu menjadi heran, siapa yang dipanggil dengan Amir oleh orang-orang tersebut. Dan rasa heran itu pun semakin bertambah saat mereka berpapasan lagi dengan kelompok lainnya. Orang-orang itu pun mendekati Salman dan menawarkan bantuan kepada Salman.

“Berikan kepada kami, wahai Amir.” Ucap salah seorang dari mereka. Sehingga akhirnya orang Syiria itupun mengerti bahwa ternyata orang yang disuruhnya mengankat barang itu adalah Amir kota Madinah. Maka dengan gugupnya, orang Syiria itu meminta maaf kepada Salman.

Lalu dengan sigapnya, orang Syiria itu mengambil barang yang dibawa Amir ke Madinah. Namun Salman pun menolaknya dengan halus. Ia berkata bahwa, “Tidak, biarkan aku antarkan sampai tujuannya.”

Baca Juga: Mencintai Anak Istri adalah Ibadah, Mencukupi Kebutuhannya adalah Sedekah

Dan itulah Salman Al-Farisi, seorang pemimpin dan sahabat Nabi yang kehidupannya sangat bersahaja. Bahkan tidak lebih dari satu dirham setiap harinya yang diperolehnya dari jerih payahnya sendiri. Padahal sebagai seorang Amir ia berhak mendapatkan penghasilan yang layak.

Namun Salman menolaknya, ia lebih senang mencari nafkah sendiri dengan cara yang halal dari hasil kedua tangannya. Sehingga karena begitu jujur dan adilnya ia dalam melaksanakan amanah, maka akhirnya Salman Al-Farisi menjadi salah satu sahabat Nabi yang dijamin masuk surga.

Selain Salman Al-Farisi, ada beberapa sahabat Rasulullah SAW yang berhasil menjadi pemimpin yang baik dan amanah. Misalnya Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattan. Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, yang juga merupakan sosok pemimpin yang dijamin masuk surga.

Demikian kisah tentang pemimpin yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW. Setiap manusia sejatinya adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, biasakanlah untuk berlaku jujur, adil dan amanah terhadap diri sendiri dan orang disekitar. Dengan demikian, semoga kita termasuk dalam kategori pemimpin yang dijamin masuk surga. Amin.
SHARE ARTIKEL