Belajarlah, Karena Kebodohan adalah Pintu Utama Masuknya Setan

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 19 May 2017
Belajarlah, Karena Kebodohan adalah Pintu Utama Masuknya Setan

Sebelumnya mari kita kenali 4 golongan manusia berikut ini. Khalid bin Ahmad menggolongkan manusia dari segi pengetahuan mereka menjadi empat golongan. Ia mengatakan, Manusia ada empat macam:


  1. Orang pintar dan ia menyadari kalau dia pintar. Orang seperti ini yang disebut ulama, maka bertanyalah kepadanya.
  2. Orang yang pintar, tetapi tidak menyadari kalau dirinya pintar. Orang seperti ini adalah orang yang lupa, maka ingatkanlah dia.
  3. Orang yang bodoh dan menyadari kalau dirinya bodoh. Orang seperti ini perlu dibimbing, maka ajarilah dia.
  4. Orang yang bodoh, tetapi ia tidak menyadari kalau dirinya bodoh. Orang seperti ini adalah orang jahil, maka jauhilah dia.”


Berbicara godaan setan itu pasti banyak sekali jenisnya. Maka dari itu kita harus selalu waspada, dari segala akal piciik setan dan keahlian mereka menyesatkan kita.

Salah satunya adalah memanfaatkan kelalaian dan kebodohan manusia. Setan mampu merasuk melalui kebodohan manusia.

Mengutip Wanita Salihah, kebodohan merupakan pintu utama tempat masuknya setan untuk menggoda manusia. Tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa semua pintu masuk setan dimulai dari sini. Di atasnyalah pintu-pintu yang lain bersandar dan menjadikannya penyangga.

Hal ini karena orang yang bodoh tidak mengetahui pintu-pintu masuk setan, sehingga ia tidak mengetahui bagaimana cara menutupnya. Ia tidak tahu segala tipu dayanya, sehingga tidak tahu cara menepisnya. Ia juga tidak tahu semua perangkat dan jeratnya, sehingga tidak tahu cara menghindarinya.

Oleh karena itu, setan begitu mudah mempengaruhi dan menjerumuskannya hanya dengan tipu daya yang sepele.

Orang yang bodoh tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk.

Ia juga tidak dapat membedakan antara sunnah, bid’ah, dilarang, ataupun diharuskan. Terkadang, setan menjerumuskannya kepada kejahatan karena menganggapnya sebagai kebaikan. Atau, menjerumuskannya kepada bid’ah karena menganggapnya sebagai sunnah. Maka orang seperti ini termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi. Allah ta’ala berfirman:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا .الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

“Katakanlah: ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya.’ Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (Qs. Al Kahfi: 103-104).

Kebodohan akan mencemari hati dan membutakan sanubari. Oleh karena itu, orang bodoh merupakan target utama setan. Setan akan mengarahkan panah-panah syubhat dan racun-racun syahwat kepadanya sehingga menjadi korban keganasan hawa nafsu, dan tawanan syahwat.

Jika telah sampai pada taraf seperti ini, setan akan mengangkat si bodoh ini jadi prajuritnya yang menyebarkan kerusakan di muka bumi dan menghalang manusia dari kebenaran. Sehingga, ia akan termasuk dalam barisan golongan setan. Allah ta’ala berfirman:

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka itu golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.” (Qs. Al Mujadilah: 19)

Oleh karena itu, Abdullah Ibnul Mubarak menuturkan:

Kebodohan adalah kematian sebelum kematian sebenarnya
Sebelum kuburan, jasad mereka telah menjadi kuburan
Orang tanpa ilmu laksana mayat
Sebelum berbangkit, ia tidak akan dibangkitkan.

Baca Juga: Wanita Tangguh Mungkin Bisa Lelah dan Menangis, Tapi Tak Pernah Berhenti untuk Menata Masa Depan

Di antara pintu masuk setan untuk merasuki orang bodoh adalah senantiasa menghalang-halanginya untuk menuntut ilmu.

Ia membisikinya, “Apakah wajar kamu duduk-duduk bersama seorang alim di dalam majelis-majelis ilmu dan pengajian, padahal kamu sudah tua?” Akhirnya, orang ini pun memenuhi seruan setan untuk tidak menghadiri majelis-majelis pengajian.

Abul Hasan Al Mawardi berkata, “Barangkali, ada orang yang enggan menuntut ilmu karena usianya sudah lanjut. Atau merasa malu untuk menuntutnya ketika sudah tua karena pada waktu mudanya ia telah menyia-nyiakannya.

Akhirnya, ia rela menerima kebodohan sebagai ciri khasnya dan lebih memilihnya daripada harus belajar dan mengaji. Ini merupakan tipu daya kebodohan dan kemalasan. Sebab, jika ilmu menjadi sebuah keutamaan, orang-orang berusia lanjut seharusnya tetap mencintainya, karena memulai sebuah kebaikan merupakan kebaikan. Menjadi orang tua yang mau belajar jauh lebih baik daripada orang tua yang bodoh.” (Adabud Dunya wa Din. Hal 26)

Ada pepatah mengatakan, “kamu mati dalam keadaan menuntut ilmu lebih baik daripada hidup dengan dikuasai kebodohan.”

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:

“Jadilah kamu seorang alim, atau penuntut ilmu, atau pendengarnya, atau pecintanya, dan jangan menjadi orang yang kelima sebab kamu akan binasa.” (Diriwayatkan dari Abu Bakar (marfu’) dengan sanad dhaif. Lihat: Al Maqashid Al Hasanah” no hadits: 199)

Apabila mendapati orang bodoh mempunyai semangat dan keinginan belajar, setan akan membisikinya, “Kalau kamu menuntut ilmu, lalu tidak mengamalkannya, kelak ilmu itu akan menuntutmu! Lebih baik kamu tidak mempelajarinya supaya tanggunganmu lebih ringan dan alasanmu bisa diterima.”

Sementara, orang bodoh itu tidak mengetahui bahwa ilmu akan menyingkap kezaliman setan dan menghilangkan cobaan serta fitnah yang menguasai dirinya. Ilmu pada hakekatnya adalah pembimbing dan penolong sejati.

Sebagaimana perkataan seorang ulama, “Ketika kami menuntut ilmu bukan karena Allah, maka ilmu pun merasa enggan untuk diperoleh kecuali jika karena Allah.”

Seseorang berkata kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, “Saya hendak menuntut ilmu dan saya takut jika saya akan menyia-nyiakannya.” Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Cukuplah tidak menuntut ilmu dianggap sebagai penyia-nyiaan.”

Hal yang sangat menakjubkan, setan menggambarkan kepada orang yang bodoh bahwa ia sebenarnya orang yang pintar. Ini merupakan jeratan terbesar tipuan tertinggi setan. Semoga kita segera menyadari ini, dan terus berusaha untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya.
SHARE ARTIKEL