"Aku Ini Miskin, Serba Kekurangan Pula, Apa Harus Tetap Bersedekah, Ya Rasulullah?"

Penulis Unknown | Ditayangkan 22 May 2017

Sedekah meliliki banyak pengertian dari banyak para ulama. Salah satu pengertiannya dari Al-Jurjani, Ia berpendapat bahwa segala sesuatu pemberian yang diharapakan mendapatkan ridho Allah SWT. Pemberian yang dimaksud bisa bermacam-macam, Baik pemberian itu berupa harta maupun pemberian berupa perbuatan atau perlakuan baik (memberikan jasa tenaga kerja).

Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 261 disebutkan, “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan 70 tangkai, pada setiap tangkainya terdapat 100 biji. Allah melipatgandakan bagi siapa saja yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.

Artikel pilihan : Saat Ramadhan Bukannya Setan Sudah Dipenjara, Kenapa Kalian Masih Betah Berzina?

Layaknya kisah berikut ini, dimana meskipun dirimu miskin harta, ketahuilah bahwa bersedekah itu tak memandang apa ataupun seberapa besar yang engkau beri. Namun lebih dari itu, yang ada hanyalah sebuah ketulusan di dalamnya.

Meski sang suami miskin, dia tak pernah menahan hartanya. Ketika mendapat rezeki, termasuk pemberian suaminya yang pas-pasan, wanita ini terdepan dalam jihad dan ibadah untuk senantiasa bersedekah.

Fathiman binti al-Mudzir pernah menyampaikan kesaksian tentang wanita ini, “Ketika (menyebut nama wanita itu) sakit, dia langsung memerdekakan seluruh budaknya.

Oleh sang anak, kedermawanan wanita muslimah shalihah ini tidak diragukan. Kata sang anak, “Jika memiliki sesuatu, ibu tidak pernah menyimpannya sampai esok.”

Suatu hari, wanita ini mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ia mengadukan kondisi ekonomi dan harta yang dimiliki. Bahwa tiada yang dimiliki kecuali pemberian suaminya yang tak bisa dibilang banyak. Tanyanya polos kepada Nabi, “Apakah aku harus tetap bersedekah, ya Rasulullah?

Bersedekahlah,” jawab Nabi santun, “dan jangan menyimpannya. Sehingga Allah Ta’ala akan menyimpan (pemberian-Nya) kepadamu.

Imam an-Nawawi menafsirkan hadits yang diriwayatkan secara Muttafaq ‘Alaih ini dengan mengatakan, “Hadits ini merupakan perintah untuk senantiasa memberi dalam rangka ketaatan, larangan menyimpan harta, dan larangan berlaku kikir.”

Sebagai penutup, mari simak nasihat wanita muslimah shalihah ini kepada anak-anaknya dan kaum Muslimin secara umum, “Biasakanlah memberi dan bersedekah tanpa menunggu banyak harta. Sebab,” lanjutnya dengan bertenaga, “jika menunggu banyak, kalian tidak akan pernah mendapatkan keutamaan.” Selain itu, “Dan jika kalian memberikan sedekah, maka kalian tidak akan merasa kehilangan.


Artikel pilihan : Banyak yang Memaki Musibah Berat, Padahal Hal Sepele Ini Bisa Mengubahnya Jadi Ringan!

Beliau yang memiliki pemahaman shahih dan amalan shalih ini adalah Asma’ anaknya Abu Bakar ash-Shiddiq. Beliau merupakan salah satu tokoh utama dalam sejarah Islam. Perannya sangat besar dalam peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah.

Sosok shalihah yang menikah dengan Zubair bin Awwam, salah satu sahabat yang dijamin surga oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sang anak yang menyampaikan kesaksian terkait kedermawanan ibunya di atas, tiada lain adalah ‘Abdullah bin Zubair yang kelak menjadi salah satu Khalifah kaum Muslimin.

Dari ini semua memberikan sebuah kesimpulan bahwa bersedekah itu tidak harus diwaktu lapang saja, tetapi juga diwaktu sempit. Manfaat sedekah pun juga sedemikian banyaknya, alangkah baiknya jika kita mengamalkannya. Segala manfaat yang diberikan itu merupakan ganjaran bagi orang yang mau bersedekah, karena seluruh harta yang kita miliki semuanya dari Allah, maka lebih baiknya jika kita mengembalikannya kembali kepada Sang Pemiliknya dengan bersedekah.
SHARE ARTIKEL