10 Sebab Pasangan Suami Istri Malas Membahas Masalah Keluarga

Penulis Penulis | Ditayangkan 11 May 2017

10 Sebab Pasangan Suami Istri Malas Membahas Masalah Keluarga

Sebagaimana telah saya posting sebelumnya bahwa masalah hidup berumah tangga itu sering kali merupakan tumpukan dari masalah-masalah kecil yang dibiarkan tanpa ada penyelesaian.

Harusnya, suami dan istri segera duduk berdua membahas persoalan-persoalan keluarga agar tidak sampai menumpuk.

Namun sayangnya, upaya untuk menyelesaikan masalah keluarga ini kadang terhalang oleh sikap suami atau istri yang malas berkomunikasi.

Ada beberapa sebab mengapa suami atau istri malas membahas permasalahan keluarga dengan pasangan.

1. Belum menemukan chemistry kesejiwaan

Untuk bisa nyaman berkomunikasi antara suami dan istri, diperlukan sebuah rumus kimia tertentu (chemistry) yang bisa menciptakan kesejiwaan di antara mereka berdua.

Jika suami dan istri masih menjadi dua pihak yang berbeda, belum satu jiwa, belum menjadi soulmate, wajar jika selalu terdapat gap atau kendala dalam berkomunikasi dengan pasangan. Suasana ini menjadi pemicu malas dalam berkomunikasi dengan pasangan. Chemistry ini harus ditemukan terlebih dahulu oleh suami dan istri.

2. Omongan yang tidak jelas

Kadang ketika istri ingin menyampaikan suatu hal kepada suami, tidak bisa membahasakan dengan jelas, sehingga pembicaraannya terkesan melingkar-lingkar dan bertele-tele.

Suami merasa capek menunggu inti dari pembicaraan sang istri yang terlalu panjang dan tidak segera bisa dipahami maksudnya. Akhirnya suami malas mendengarkan dan malas diajak membicarakan masalah keluarga.

3. Mendominasi pembicaraan

Ketika suami dan istri duduk berdua membahas masalah keluarga, berikan waktu yang seimbang untuk masing-masing menyampaikan pendapatnya.

Jika suami atau istri terlalu mendominasi pembicaraan, tidak akan terjadi dialog yang sehat, karena berlangsung searah. Satunya mendominasi pembicaraan dan satunya hanya diam mendengarkan. Pihak yang diam akan menjadi pihak yang tertekan.

4. Komunikasi yang kasar

Kata-kata kasar yang sering diungkapkan saat mengobrol dengan pasangan membuat suasana pembicaraan menjadi tidak nyaman.

Demikian pula gaya dan sikap yang kasar dalam berkomunikasi, menyebabkan pasangan menjadi malas untuk melakukan komunikasi. Akhirnya semua masalah keluarga hanya didiamkan dan dibiarkan saja, karena merasa tidak nyaman untuk mengajak pasangan membahas jalan keluarnya.

5. Mendramatisir suasana

Saat membicarakan masalah keluarga, lakukan dengan tenang, pikiran jernih dan niat yang tulus untuk mendapatkan penyelesaian masalah.

Kadang istri terbawa emosi saat menceritakan masalah, sehingga air matanya tumpah ruah di sepanjang pembicaraan dengan suami. Setiap menceritakan masalah, selalu disertai dengan tangisan. Bagi banyak kalangan suami, hal ini dianggap sebagai mendramatisir suasana.

BACA JUGA: Selain Menyakiti Hati Istri Akan Menutup Pintu Rezeki 5 Hal Ini Akan Membuatmu Susah Menjalani Hidup

6. Tuduhan ekstrem

Kadang suami atau istri cenderung menggunakan kata-kata tuduhan yang ekstrem dalam mengungkapkan permasalahan. Kebiasaan menggunakan kata-kata ekstrem seperti "selalu", "tidak pernah" atau "terus-menerus" menyebabkan pasangan malas untuk melakukan percakapan karena merasa diserang dan dituduh.

Misalnya, suami menuduh istri “selalu mengulang kebiasaan yang salah”. Padahal kenyataannya, kesalahan yang diulang itu bisa dihitung dengan jari, bukan selalu. Demikian juga, saat istri menuduh suami, “tidak pernah mendengarkan pendapatku”. Pasti ada juga pendapat istri yang didengar dan digunakan oleh suami.

7. Awalan yang tidak tepat

Permulaan sangat menentukan pembahasan berikutnya. Jika mengawali secara salah, bisa merusak suasana pembahasan secara keseluruhan.

Awalan yang tidak tepat itu misalnya kalimat tuduhan atau vonis kepada pasangan, yang disampaikan sejak awal pembicaraan. Dengan tuduhan itu, suasana pembicaraan mirip persidangan gugatan, sehingga membuat sekat perasaan pasangan.

Contoh awalan lain yang tidak tepat adalah ketika istri mengajak suami membahas masalah dengan kalimat, “Bang kita harus bicara. Ini ada masalah serius yang harus segera kita selesaikan”.

Ungkapan seperti ini cenderung membuat suami merasa tidak nyaman dan cenderung merasa sebagai tertuduh.

Contoh awalan yang baik adalah dengan prolog hal-hal ringan dan cenderung lucu. Seperti bercerita tentang kelucuan anak-anak, kejadian lucu dengan tetangga, cerita lucu teman kantor, dan lain sebagainya yang bersifat ringan. Jika suasana sudah cair dan nyaman, barulah bisa masuk ke inti permasalahan yang hendak dibicarakan.

8. Waktu yang tidak tepat

Jangan menyepelekan pemilihan waktu untuk membicarakan permasalahan keluarga dengan pasangan. Walau kelihatan sangat teknis, namun hal ini berpengaruh besar dalam keberhasilan sebuah komunikasi.

Ketika pasangan sedang dalam keadaan lelah karena baru saja datang dari tempat kerja dan belum sempat istirahat, lalu anda memaksanya untuk berbincang serius tentang masalah keluarga, pasti ia merasa tidak nyaman.

9. Tempat yang tidak tepat

Tempat untuk melakukan pembicaraan masalah keluarga juga sangat menentukan. Kadang suami dan istri merasa terganggu oleh keributan anak-anak di rumah, atau terganggu oleh banyaknya tamu di rumah, atau oleh rutinitas kesibukan rumah tangga, sehingga tidak nyaman untuk berbincang berdua membahas masalah.

Oleh karena itu, untuk membicarakan masalah keluarga kadang perlu tempat lain, bukan di rumah, jika memang di rumah tidak kondusif untuk melakukan pembicaraan ini.

BACA JUGA: Untuk Istri Inilah yang Diharapkan Suami Ketika Sepulang Dari Kerja Untuk Menghapus Lelahnya

10. Tidak ada variasi

Suami atau istri pasti akan bosan membicarakan masalah yang berulang-ulang dan seperti tidak pernah selesai. Jika ada suatu masalah yang sudah pernah dibahas secara panjang lebar sebelumnya, jangan diangkat lagi dalam waktu yang sangat dekat. Jika tema permasalahannya selalu sama, akan membuat pasangan malas membicarakan kembali karena seakan-akan hidupnya habis untuk satu masalah itu saja.

Selingi pembicaraan dengan tema-tema lain, agar tidak menimbulkan kejenuhan dalam pembicaraan. Variasi dalam tema, cara menyampaikan, pilihan waktu, pilihan tempat, pilihan suasana, gaya komunikasi dan sebagainya, menjadi penting untuk membuat suasana yang selalu segar dan tidak monoton.

Demikianlah sepuluh hal yang menyebabkan suami dan istri merasa malas untuk membahas masalah dengan pasangan. Maka hindarilah hal-hal di atas agar bisa selalu merasa nyaman dan nyambung berbincang dengan pasangan.dikutip dari https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/posts/556794784454884

Semua masalah bisa dibahas secara baik-baik tanpa perlu pertengkaran dan konflik yang semakin menjauhkan perasaan kebersamaan pasangan suami dan istri.
SHARE ARTIKEL