Jika Nabi Saja Menangis Ketika Melihat Kaum Hawa Disiksa Dineraka, Lalu Kenapa Kita Tidak Takut?

Penulis Penulis | Ditayangkan 11 Apr 2017
Suatu hari Ali bin Abi Thalib melihat Rasulullah menangis manakala ia datang bersama Fatimah. Lalu dia bertanya mengapa Rasulullah menangis.

Jika Nabi Saja Menangis Ketika Melihat Kaum Hawa Disiksa Dineraka, Lalu Kenapa Kita Tidak Takut?

Beliau menjawab, “Pada malam aku di-isra’- kan, aku melihat perempuan-perempuan sedang disiksa dengan berbagai siksaan di dalam neraka. Itulah sebabnya mengapa aku menangis.”

Putri Rasulullah kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya, “Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.

Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya. Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malaikat memukulnya dengan gada dari api neraka,” kata Nabi SAW.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?

Rasulullah menjawab, “Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan mahromnya.”

Perempuan yang digantung payudaranya adalah istri yang menyusui anak orang lain tanpa seizin suaminya.

Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.

ARTIKEL PILIHAN: 17 Keistimewaan yang Ada Pada Diri Seorang Perempuan

Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.

Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang lain yang bukan mahrom dan dia bersolek supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.

Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis. Betapa wanita itu digambarkan sebagai tiang negara, rusak tiang, maka rusak pula negara, akhlak dan moral.

Meski demikian, laki-laki yang bermaksiat kepada Allah juga tidak sedikit yang masuk neraka. Ayah-ayah yang membiarkan anak perempuanya tidak memakai kerudung dan mengumbar aurat didepan orang lain.

Surga dan Neraka adalah soal pilihan. Tergantung bagaimana manusia menjalani hidupnya dialam jagad raya. kalau mau selamat, maka patuhlah kepada Al-Qur’an dan hadist, balasanya adalah surga dengan segala kenikmatan di dalamnya dikutip dari inspirasidata.

Kalau mau celaka dengan mendurhakai Al Qur’an dan hadist, maka Allah sudah menyediakan penjara yang sangat mengerikan, yaitu neraka dengan api dan siksaan yang sangat pedih dan tidak terbayangkan oleh manusia sebelumnya.
SHARE ARTIKEL