Harus Baca Ini, Bagi Orang Tua Yang Sangat Mencemaskan Anak Saat Di Luar Rumah

Penulis Cang Karna | Ditayangkan 21 Apr 2017

Harus Baca Ini, Bagi Orang Tua Yang Sangat Mencemaskan Anak Saat Di Luar Rumah

Tak dipungkiri, berbagai berita kekerasan hingga kejahatan terhadap anak-anak saat di luar rumah yang diberitakan lewat berbagai media, membuat banyak orang tua menjadi sangat cemas.

Jajanan berbahaya, bullying, rokok, narkoba, pornografi hingga menjadi korban kekerasan seksual, beritanya serasa sudah jadi makanan sehari-hari, datang kepada kita silih berganti. Menciutkan hati. Memunculkan ragu : "Amankah? Bagaimana jika anakku nanti begini? Bagaimana jika anakku nanti begitu?"

Namun, jika kita menjadi sangat protektif, akankah menyelesaikan masalah? Sementara kita tahu tak setiap saat mata kita bisa mengawasi anak-anak kita. Tak selamanya pula kita akan bisa berada di sisi mereka.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk memberikan anak-anak kita perlindungan terbaik?

Dengan 'Menjaga Allah'. Ini adalah sebaik-baik penjagaan yang bisa kita berikan. Sesuai wasiat Rasulullah SAW untuk Abdullah bin Abbas, yang saat itu berusia kurang dari 14 tahun.

Dari Abdullah bin Abbas r.a., bahwa ia berkata : Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda kepadaku : 'Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.

Ketahuilah, sesungguhnya jika saja umat manusia bersatu untuk memberimu manfaat kepadamu dengan sesuatu, mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagimu. Dan jika mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, maka mereka tidak akan bisa mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering'." (HR Tirmudzi dan ia mengatakan haditsnya hasan shahih).

Dalam sebuah riwayat selain Tirmidzi disebutkan : 'Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah di waktu lapang, niscaya Dia akan mengenalimu di waktu sulit. Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah akan mengenaimu.

Dan apa yang  ditetapkan menimpamu, tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa bersama kesabaran itu ada kemenangan, bersama kesusahan ada jalan keluar, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan'."

Penjagaan dari Allah adalah sebaik-baik penjagaan. Penjagaan yang melintasi ruang dan waktu. Penjagaan khusus yang diberikan pada mereka yang 'menjaga Allah', yaitu mereka yang menjaga perintah-perintah Allah agar tetap dilaksanakan, dan menjaga larangan-larangan Allah agar tetap dijauhi.

BACA JUGA : Suamiku, Mengapa Engkau Masih Belum Bisa Menjaga Pandanganmu??? 

Jika azan terdengar, bersegeralah ke masjid untuk sholat berjamaah. Ajak anak-anak jika mereka tak sedang sekolah. Pilih sekolah yang mengadakan sholat fardhu berjamaah jika waktunya masih di jam sekolah. Jika ada majelis ilmu Al-Qur'an di dekat rumah kita, datangilah. Ajak anak-anak jika mereka ada. Alokasikan waktu untuk membaca Al-Qur'an bersama anak-anak. Itu semua adalah contoh termudah kita dalam 'menjaga Allah'.

Setelah kita berusaha dengan penuh kesungguhan dalam 'menjaga Allah', selebihnya kita  tinggal bertawakal pada-Nya dengan meyakini bahwa  'jika umat manusia bersatu untuk memberi manfaat pada anak kita dengan sesuatu, mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagi anak kita.

Dan jika mereka bersatu untuk mencelakakan anak kita dengan sesuatu, maka mereka tidak akan bisa mencelakakannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah baginya'.  Semuanya bi idznillah, dengan izin Allah. Ini sesuai dengan firman Allah berikut:

"Jika Allah menimpakan sesuatu kemudhorotan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya." (QS Yunus : 107)

Kisah dua anak yatim yang ditemui Nabi Khidir dan Musa dalam rumah yang hampir rubuh membuktikan ini. Bagaimana Allah menjaga kedua anak yatim tersebut karena 'kesalehan' ayahnya. Bukankah predikat kesalehan yang Allah sematkan itu adalah bukti bahwa usaha sang ayah untuk 'menjaga Allah' telah diterima di sisi Allah?

"Dan adapun dinding rumah (yang hampir roboh) itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua. Dan ayahnya seorang yang sholeh. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu." (QS Al-Kahfi : 82)

Wasiat Rasulullah SAW untuk Abdullah bin Abbas di atas adalah nasehat terindah dari seorang dewasa untuk anak-anak. Sangat pas untuk anak-anak kita juga, bukan? Jadi mengapa tak kita teruskan wasiat itu kepada mereka?

Tak perlu mengurangi atau meniadakan aktivitas anak-anak di luar rumah, apalagi jika itu aktivitas kebaikan yang bermuara pada melatih mereka untuk 'menjaga Allah'. Yang perlu dilakukan justru memperbanyak dan meningkatkan kualitas 'penjagaan' kita terhadap perintah- perintah Allah.

SHARE ARTIKEL