Doa Iblis Saja Dikabulkan Allah, Kenapa Kita Masih Sombong Tidak Mau Berdoa Pada-nya

Penulis Penulis | Ditayangkan 13 Apr 2017

Doa Iblis Saja Dikabulkan Allah, Kenapa Kita Masih Sombong Tidak Mau Berdoa Pada-nya

Sebagai manusia, kita memiliki banyak keterbatasan baik untuk menyelesaikan masalah menggapai sesuatu atau yang lainnya.

oleh karena itu, allah berirman kepada hambanya untuk memohin pada nya karena tidak ada yang bisa mengabulkan doa kecuali allah SWT.

Sekarang ini, banyak manusia yang lupa untuk berdoa pada Allah SWT. Sebuah usaha tidak akan berhasil jika tidak diiringi dengan berdoa.


Suatu ketika, Iblis datang menemui Rasulullah SAW. Dan ketika Nabi SAW mengetahui kedatangan Iblis, maka terjadilah perbincangan antara keduanya,

Beapa hal yang kau inginkan dari tuhanmu? tanya nabi.

10 macam jawab iblis.

apa saja? kata nabi.

lalu iblis pun menyebutkan satu persatu.

1. Aku minta agar Allah membiarkan aku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.

2. Aku minta agar Allah membiarkan aku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan isterinya tanpa berlindung dengan Allah, maka syaitan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaitan.

3. Aku minta agar boleh ikut bersama dengan orang yang menaiki kenderaan bukan untuk tujuan yang halal.

4. Aku minta agar allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.

5. Aku minta agar allah menjadikan pasar sebagai masjidku.

6. Aku minta agar allah menjadikan syair sebagai al-qur'anku.

7. Aku minta agar allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.

8. Aku minta agar allah memberikanku saudara, maka ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku, allah swt berfirman "orang-orang boros adalah saudara-saudara syaitan" -al isra ; 27.

9. Wahai muhammad, aku minta agar allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.

10. Dan aku minta agar allah memberikanku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia, allah menjawab, silahkan dan aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat, sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.

Semua Tentag Islami:

1. Pertanyaan " Yesus Sebagai Anak Tuhan" Jawaban Dr Zakir Naik Ini Membuat Pemuda Tampan Ini Masuk Islam

2.  Jangan Takut Miskin Karena Suka Mentraktir Orang, Ini Rahasia dan Manfaatnya

3. Oh Ibu, Aku Semakin Malu "Ibuku luar biasa, dia sangat berbeda denganku"

Sudahkah kita merenungkanya?

Doa Iblis Saja Dikabulkan Allah, Kenapa Kita Masih Sombong Tidak Mau Berdoa Pada-nya


Padahal sudah sepantasnya kita menyandarkan diri dan berdoa pada Allah SWT. Tidak hanya permintaan besar yang bisa kita panjatkan.

Permintaan sekecil apapun kita diperintahkan untuk senantiasa berdoa pada-Nya. Dalam sebuah hadits dijelaskan, bahkan ketika tali sandal kita putus kita diperintahkan untuk berdoa pada Allah agar diberikan kemudahan dan bisa digantikan dengan lebih baik.

Sebagian sahabat radhiyallahu ‘anhum berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ رَبُّنَا قَرِيبٌ فَنُنَاجِيهِ ؟ أَوْ بَعِيدٌ فَنُنَادِيهِ ؟ فَأَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ الْآيَةَ

“Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat sehingga kami cukup bersuara lirih ketika berdo’a ataukah Rabb kami itu jauh sehingga kami menyerunya dengan suara keras?” Lantas Allah Ta’ala menurunkan ayat di atas. (Majmu’ Al Fatawa, 35/370)

Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Kedekatan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kedekatan Allah pada orang yang berdo’a (kedekatan yang sifatnya khusus).” (Majmu’ Al Fatawa, 5/247)

Perlu diketahui bahwa kedekatan Allah itu ada dua macam:

Kedekatan Allah yang umum dengan ilmu-Nya, ini berlaku pada setiap makhluk.

Kedekatan Allah yang khusus pada hamba-Nya dan seorang muslim yang berdo’a pada-Nya, yaitu Allah akan mengijabahi (mengabulkan) do’anya, menolongnya dan memberi taufik padanya. (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 87)

Kedekatan Allah pada orang yang berdo’a adalah kedekatan yang khusus –pada macam yang kedua- (bukan kedekatan yang sifatnya umum pada setiap orang). Allah begitu dekat pada orang yang berdo’a dan yang beribadah pada-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits pula bahwa tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah adalah ketika ia sujud. (Majmu’ Al Fatawa, 15/17)

SHARE ARTIKEL