Bagikan Ilmu yang Kamu Miliki Namun jangan SOMBONG KARENA ILMU
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 06 Apr 2017
wahdah.or.id
Apakah orang yang berilmu bisa sombong?
Wahb bin Munabbih berkata, “Sesungguhnya ilmu dapat membuat sombong sebagaimana harta.”
Lalu bagaimana agar berilmu namun terhindar dari rasa sombong?
Masruq berkata, “Cukuplah seseorang dikatakan berilmu jika ilmu tersebut membuahkan rasa takut kepada Allah. Sebaliknya, cukuplah seseorang dianggap bodoh tatkala membanggakan diri dengan ilmunya.”
Apa makna menyombongkan diri karena ilmu?
Abu Wahb al-Marwazi berkata, “Aku bertanya kepada Ibnul Mubarak tentang kesombongan. Beliau menjawab, ‘(Kesombongan) adalah engkau meremehkan dan merendahkan manusia.’ Kemudian aku bertanya kepadanya mengenai ujub (bangga diri). Beliau pun menjawab, ‘(Ujub) adalah engkau memandang bahwa dirimu memiliki sesuatu yang tidak ada pada selainmu’.”
ARTIKEL PILIHAN
- 25 Doa Mustajab dari Al Qur'an yang dapat Dibaca Disetiap Kesempatan
- Punya 3 Istri Cantik-Cantik Plus Tinggal Serumah, Siapa yang Tak ingin Seperti Pria di Jember ini
- Proses Kematian yang Mengerikan Kulit Mencair Tubuh Hancur Hanya Menyisakan Tulang
Ibnu Abdil Barr berkata, “Di antara adab seorang alim yang paling utama adalah bersikap rendah hati (tawadhu’) dan tidak ujub, yakni merasa sombong, bangga, dan terkagum-kagum terhadap ilmu yang dimilikinya. Adab berikutnya, ia berusaha menjauhi kecintaan akan kepemimpinan dengan sebab ilmunya.”
Al-Baihaqi berkata, “Ketahuilah, fondasi dari suatu kedudukan adalah senang tersebarnya reputasi, cinta ketenaran, dan kemasyhuran, padahal itu merupakan bahaya yang sangat besar. Adapun keselamatan itu terdapat pada lawannya, yakni menjauhi ketenaran.”
Lalu bagaimana dengan para ulama-ulama terkenal, padahal masih banyak orang yang berilmu namun tidak terkenal?
Para ulama tidak bertujuan mencari kemasyhuran. Tidak pula mereka menampakkan dan menawarkan diri untuk tujuan tersebut. Mereka juga tidak menempuh sebab-sebab yang menyampaikan ke arah sana. Apabila ternyata kemasyhuran tersebut datang dari sisi Allah, mereka berusaha melarikan diri darinya. Mereka lebih mengutamakan ketidaktenaran. (an-Nubadz fi Adabi Thalabil Ilmi)
Sumber Majalah Islam Asy-Syariah Yogyakarta - Khazanah Ilmu-ilmu Islam Ilmiah di atas Sunnah