Subhanallah! Meski Diatas Kasur, Pemuda Ini Masih Tetap Shalatkan Jenazah Sang Ayah

Penulis Unknown | Ditayangkan 14 Feb 2017

Tak hanya kepada ibu, sebagai seorang anak juga haruslah berbakti kepada sang ayah. Meski terkadang keras dan tegas, tapi percayalah jika beliau sangat mencintai kita. Seperti kisah seorang anak yang ditinggal selama-lamanya oleh sang ayah berikut ini.

Subhanallah! Meski Diatas Kasur, Pemuda Ini Masih Tetap Shalatkan Jenazah Sang Ayah

BACA JUGA: Masya Allah! Al-Quran Ini Digambari Kaki Sambil Sebut Ayat Setan

Dikutip dari tribunnews, dikisahkan, anak bernama Hudzaifah ini telah ditinggalkan ayahnya. Namun, pada saat itu perjuangan yang dia lakukan benar-benar membuat semua orang meneteskan air matanya.

Bagaimana tidak, dalam kondisi masih terbaring di kasur, ia masih ingin menyempatkan untuk menyolati ayahnya.

Cerita tersebut telah beredar di media sosial dan telah dibagikan berkali-kali oleh netizen. Salah satunya, pemilik akun Facebook bernama Musafir Kelana yang membagikan kisah itu. Berikut cerita selengkapnya :

HUDZAIFAH, SULUNG YG LUAR BIASA

(Fragmen mengharukan saat menyolatkan sang ayah)

"CINTA SANGAT PADA SANG ABII"

Menetes air mata ini membasahi pipi, saat si sulung berjuang untuk menyolatkan langsung ayahnya yg telah tiada.

Bagaimana tidak, karena ia masih dalam kondisi jahitan yg belum mengering setelah beberapa jam lalu dibedah yg semula akan jalani proses transplantasi hati.

Ia sengaja terbang dari Jerman dan telah siap memberikan separuh hatinya utk sang ayah tercinta.

Namun karena infeksi yg telah menyerang usus sang ayah, maka proses tidak dilanjutkan dan akhirnya dipanggil Sang Khaliq.. yg lebih mencintainya.

Hudzaifah Muhibullah (24 th) adalah si sulung putera dari almarhum HM.Taufiq Ridlo Lc, seorang Dai, Munsyid sekaligus Sekjend DPP PKS (2013-2015)

ia pun menyolatkan langsung sang ayah walau dalam kondisi terbaring di atas ranjang yg didampingi oleh dokter dan perawat RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dg menempuh jarak ratusan Kilometer ke

Kabupaten Kerawang Jabar pulang pergi langsung.

Ia harus kembali ke RSCM masuk ke ruang ICCU utk mendpatkan perwatan intensif.

Aku pun tak kuasa membendung lelehan air mata.. Sedih, haru dan bangga jadi satu.

Saat kutulis dan kubaca berulang.. maka air mata iman perlahan merembes ke relung jiwa.

Sebuah fragmen berharga yg merupakan hasil tarbiyah/pembinaan kedua orang tua, yg mampu menghadirkan munah tarbawiyah yg mewarnai jiwa2 seisi rumah. Iman, cinta dan pengorbanan niscaya adanya.

Subhanallah.. begitu besarnya cinta Hudzaifah kepada ayah tercintanya. Semoga kisah ini bisa kita jadikan tauladan untuk kehidupan yang barokah.

SHARE ARTIKEL