"Mau Minum?" Ketika Kecewa Berbalut Bangga Menjadi Akhir Kisah Pria Ini!

Penulis Unknown | Ditayangkan 01 Feb 2017


Kehidupan itu adalah sebuah pilihan. Tak selamanya hidup itu indah seperti apa yang kita bayangkan. Terkadang, hidup itu justru tidak memihak pada kita. Karena kita diharuskan untuk memilih di antara pilihan yang sangat sulit. Ada saat-saat kita diharuskan memilih yang bukan pilihan hati kita. Di mana hati kita itu justru bertolak belakang dengan apa yang kita pilih. Di balik pilihan yang seperti itu, ada sebuah keterpaksaan atau mungkin pengorbanan yang menelusup di hati kecil kita.

Baca juga : Ketahui, Supaya Ibadah Tak Hanya Disandingkan dengan Hiburan!

Dalam sebuah kisah, diketahui bahwa ada seorang lelaki yang ingin sekali memberikan minum kepada saudaranya yang pada saat itu turun ke medan perang. Ia yang dengan perasaan campur aduk hendak menemui saudaranya yang entah masih hidup atau tidak itu, ternyata dihadapkan kepada pilihan dan kejadian seperti berikut ini.

Abu Jahm bin Hudzaifah al-‘Adawi berkata, “Dalam peperangan Yarmuk, aku pergi untuk mencari anak pamanku, dan aku membawa seember air. Aku berkata di dalam hati, ‘Jika anak pamanku masih hidup, aku ingin memberinya minum dari tempat minumku ini, lalu aku basuh mukanya dengan air ini pula.’

Benar, aku menemukan beliau, aku bertanya kepadanya, ‘Mau minum?’ Beliau memberi isyarat dengan mengiyakan.

Tiba-tiba saja lelaki di sebelah anak pamanku mengeluh kehausan, ‘Ah,’ anak pamanku memberi isyarat agar aku menuju ke tempat orang tersebut dengan membawa tempat minumku.

Laki-laki tersebut tidak lain adalah Hisyam bin al-Ash saudara kandung Amr bin al-Ash. Aku datangi beliau dan bertanya, ‘Mau minum?’ Kemudian terdengar orang lain berkata, ‘Ah,’ karena kehausan.

Hisyam memberi isyarat agar aku menuju ke tempat orang tersebut. Aku menuruti keinginannya untuk mendatangi orang yang haus tersebut. Sesampainya aku di situ, ternyata ia telah meninggal.


Baca juga : Al-Fatihah, Bukan Hanya Pembuka Saja, Ketahui Pula Makna Istimewanya!

Aku datangi lagi Hisyam, beliau pun sudah meninggal. Kemudian aku balik mendatangi anak pamanku, beliau pun sudah meninggal dunia.”

Meskipun ia kecewa dan pada akhirnya mengetahui bahwa keduanya telah meninggalkannya. Hanya satu kesimpulan yang bisa diambil dari kisah tersebut. Yakni tentang sebuah pengorbanan. Tak ada yang bisa disampaikan ketika mengetahui ada seseorang yang membutuhkan minum, namun lebih memilih mengorbankan hal tersebut demi seorang lain yang sama membutuhkannya. Begitu besar pengorbanan dan pilihan yang ia ambil

Itulah mengapa, kita sebagai manusia yang sudah sepatutnya selalu menerima semua keputusan dan bersikap dewasa dengan keadaaan. Semoga kisah tersebut mampu membuat kita semua menjadi seseorang yang lebih baik lagi, dan selalu berusaha membahagiakan orang-orang di sekeliling kita meskipun dari hal tekecil.
SHARE ARTIKEL