Surga di Akhirat Bukan Alasan untuk Menyia-nyiakan Kehidupan Dunia

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 23 Jan 2017
Surga di Akhirat Bukan Alasan untuk Menyia-nyiakan Kehidupan Dunia

Ketika kita melihat adanya keihklasan seseorang menerima kemiskinan padahal jika berusaha ia dipantaskan lebih kaya. Akan lebih miris jika alasanya adalah mengejar surga Allah. Padahal Allah SWT saja memerintahkan umatnya untuk mengejar dunia sekaligus akhirat.

Sebagaimana firman Allah,
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al Qoshos: 77)

Baca Juga: Hal Baik Menjijikan Bagimu, Karena Kamu Terbiasa Melakukan Perkara Haram

Dalam firman Allah diatas kita diperintahkan untuk bekerja atau berikhtiar di dunia, akan tetapi tidak diperintahkan untuk meninggalkan kebutuhan yang sebenarnya kita yaitu kebutuhan akhirat. Jadi antara akhirat dan dunia itu imbang, maksudnya kita bekerja atau berikhtiar di dunia tidak boleh bertentangan dengan syariat yang telah ditentukan sebelumnya oleh AllahSWT, sebagaimana hadits menjelaskan tentang perintah kita bekerja di dunia yaitu:

"Berusahalah untuk duniamu, seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok pagi”. (H.R Ibnu Asakir)

Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa kita diperintahkan bekerja di dunia dengan sungguh-sungguh dan terus menerus tanpa lelah akan tetapi harus diimbangi dengan beramal di dunia sebanyak-banyaknya karena manusia hidup di dunia itu tidak akan selamanya. Akan tetapi kita bekerja di dunia itu jangan berleha-leha yaitu santai-santai akan tetapi harus bergegas agar mengandung berkah yang senantiasa Allah berikan pada kita.

Sebagaimana hadits nabi :
"Berpagi-pagilah kamu dalam mencari rizqi dan kebutuhan-kebutuhan sebab waktu pagi iu mengandung berkah keberhasilan (sukses)”. (H.R Ibnu Abdi dari Siti Aisyah).

Dalam mencari rizqi kita diperintah untuk tidak berputus asa sebagaimana dalam surat Yusuf ayat 87:
Yang artinya: “Hai anak-anakku, pergilah kamu maka carilah berita tentang yusuf dan saudaranya dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.

Mengutip Mario Teguh
Janganlah belajar ikhlas menerima kemiskinan, jika sebetulnya Anda bisa menjadi orang kaya yang dermawan. Lebih sulit membangun ibadah yang baik dan besar, jika kita miskin.

Jangan membenci pembicaraan dan upaya tentang membangun kekayaan dunia, karena Anda juga butuh kehidupan dunia yang baik. Janganlah karena Anda mengharapkan akhirat yang mulia, lalu Anda menelantarkan kesejahteraan keluarga.

Surga bukanlah alasan untuk menyia-nyiakan kehidupan dunia.

Berbicaralah tentang baiknya pekerjaan, karir dan kewirausahaan Anda, dan bekerjalah untuk kekayaan dunia yang memperkaya kekayaan akhirati Anda, dan beribadahlah yang memperbesar rezeki dan kemanfaatan Anda bagi sesama.

Baca Juga: Anak Kecil Kerasukan Jin, Orang-Orang pun Salah Sangka

Sesungguhnya, kita tidak bisa memisahkan waktu untuk dunia dan untuk akhirat, karena kebaikan dunia kita menentukan kebaikan akhirat kita, dan kerinduan kita bagi keindahan akhirati menjadikan kita jiwa-jiwa baik yang berakhlak mulia di dunia ini.

Marilah kita menjadi pribadi-pribadi beriman yang terdidik dengan baik, yang anggun, yang sejahtera, yang diterima oleh semua orang dari budaya dan keimanan yang berbeda, dan yang indah pribadinya - yang bahkan batu pun bersyukur karena Anda telah dilahirkan.

Jadilah rahmat bagi sesama dan alam, sebagaimana yang ditujukan dalam penurunan agama Anda ke muka bumi ini.
SHARE ARTIKEL