Jadi Muallaf dan Mengajak Rekan-Rekanya Masuk Islam, Politisi ini Dipecat

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 09 Jan 2017
Jadi Muallaf dan Mengajak Rekan-Rekanya Masuk Islam, Politisi ini Dipecat
Maxence Buttey via Onislam.net

Maxence Buttey adalah salah satu anggota partai sayap kanan Front Nasional Prancis (FN) yang memeluk Islam pada Oktober kemarin.

Setelah memeluk agama Islam, Buttey justru malah dipecat dari keanggotaan partai. Dilansir OnIslam.net, Jumat (12/12/14), pemecatan yang terjadi pada Buttey itu atas desakan dari para anggota partai yang terkejut dengan keputusan Buttey memeluk Islam.

Buttey kemudian angkat bicara, ia mengungkapkan bahwa sudah terlalu banyak persepsi buruk dan juga diskriminasi terhadap Islam dalam tubuh Partai FN itu, (10/12/14).

Masih menurut Buttey, pemimpin partai Marine Le Pen dan jajaran kepemimpinan nasional lainnya tidak mampu membedakan mana urusan yang bersifat pribadi dan publik.

Pria yang berusia 22 tahun tersebut menyatakan masuk Islam dengan mengirim video kepada kepada para anggota Partai FN. Di dalam video itu juga ia memuji Alquran dan mengajak anggota partai lainnya agar memeluk Islam.

Baca Juga: Pernikahan Beda Agama, Kedua Mempelai ini Melangsungkan 2 Upacara Pernikahan

Mendengar tindakan Buttey ini, Marine Le Pen pun geram, ia kemudian menangguhkan sementara keanggotaan Buttey.

Selanjutnya penangguhan itu berubah menjadi pemecatan karena para anggota lainnya mengusulkan terjadinya pemecatan. Termasuk juga keponakan Le Pen, Marion Marechal-Le Pen.

Meskipun mendapatkan pemecatan dari partainya, Buttey saat ini masih tetap berstatus sebagai anggota dewan kota di Noisy le Grand.

“Sejak peristiwa video itu, saya tidak mengatakan dan melakukan apa-apa untuk mempromosikan agama saya. Mereka menghukum saya hanya karena keyakinan agama saya,” tuturnya.

Partai yang dipimpin Le Pen ini memang mengambil sikap anti-Islam selama bertahun-tahun. Le Pen keberatan sekolah-sekolah menyajikan daging halal.

Bahkan dalam kampanye 2010 silam, La Pen membandingkan salat berjamaah di jalan-jalan seperti barisan tentara Nazi yang menguasai Perancis.

SHARE ARTIKEL