`Jangan Cengeng!`, `Jangan Nangis!`, Baikkah Orangtua Menggunakan Kalimat ini?

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 22 Dec 2016

`Jangan Cengeng!`, `Jangan Nangis!`, Baikkah Orangtua Menggunakan Kalimat ini?
Jangan nakal ya nak.. /facebook

Masa kanak-kanak merupakan fase mereka untuk belajar. Mereka belajar beradaptasi dengan lingkungan, mengenal diri dan sekitarnya. Termasuk perasaan-perasaan yang memang berkaitan erat dengan kehidupan setiap manusia. Sebab, manusia memiliki perasaan.

Namun terkadang, orangtua tidak mengerti akan hal ini. Banyak orangtua yang tidak mengenalkan perasaan terhadap anaknya. Salah satunya mengenai empati. Dimana perasaan tersebut penting diterapkan sejak dini agar anak terbiasa berpikir tepat dalam bertindak yang baik dan benar.

Seperti halnya ketika berurusan dengan anak-anak yang bertengkar dengan teman-teman mereka atau merasa kecewa karena perlakuan tertentu, maka orangtua harus melakukan hal secara bijaksana. Melansir ummi-online.com, orangtua tidak perlu untuk memarahi atau meminta anak-anak Anda untuk tidak cengeng. Banyak anak yang mengalami hal tersebut, orangtua mengatakan pada mereka, “Jangan cengeng!”, “Jangan sedih!”, “Jangan takut!”

Baca Juga: Menurut Rasulullah ini Hadiah Terbaik untuk Ibu Kita

Menurut Debbie Glasser, seorang psikolog anak, mengatakan kata-kata tersebut akan mengajarkan anak-anak bahwa perasaan sedih adalah sesuatu hal yang tidak umum, bahwa menangis bukanlah hal yang baik. Sedangkan menangis sendiri merupakan ekspresi dari emosi tertentu yang setiap manusia miliki.

Oleh karena itu, untuk menangani masalah ini, akan lebih baik untuk meminta anak-anak menjelaskan apa yang membuat mereka sedih. Jika mereka merasa diperlakukan tidak adil oleh teman-teman mereka, jelaskan pada mereka bahwa perilaku teman-teman mereka adalah tidak baik.

Dengan memberikan mereka gambaran perasaan yang mereka rasakan, orang tua telah memberikan mereka pelajaran empati. Anak-anak yang menangis akan segera menghentikan atau setidaknya mengurangi tangisan mereka.

SHARE ARTIKEL