Warga Khawatir Akan Banjir Lahar Merapi Dengan Tanggul yang Semakin Rusak

Penulis Penulis | Ditayangkan 15 Nov 2016

Warga Khawatir Akan Banjir Lahar Merapi  Dengan Tanggul yang Semakin Rusak

Memasuki musim penghujan, warga di Desa Sudimoro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, mulai khawatir terhadap ancaman banjir lahar hujan gunung Merapi. Sebab banjir lahar berpotensi dapat menerjang pemukiman mereka.

Kekhawatiran mereka bertambah setelah lingkungan sekitar sabo dam rusak akibat aktivitas penambangan pasir gunung Merapi. Sabo dam adalah bangunan berupa tanggul penahan laju banjir lahar yang sekaligus berfungsi sebagai jembatan.

Kepala Desa Sudimoro, Rubiyati, mengaku setiap musim hujan warga seringkali ketakutan terhadap ancaman banjir lahar hujan seperti yang pernah dialami beberapa tahun silam.

"Kami takut, peristiwa banjir lahar tahun 1963 bisa berulang kembali," ujarnya, seperti yang dilansir dari laman kompas.com.

Rubiyati menjelaskan, sabo dam panahan laju lahar itu sendiri ada aliran sungai Krasak wilayah desa Nglumut, Kecamatan Srumbung. Sabo Dam ini berfungsi sebagai pengaman bagi warga yang tinggal dekat Sungai Krasak, Desa Sudimoro. Sungai Krasak merupakan salah satu sungai yang berhulu di gunung Merapi.

Ada sekitar 3.000 jiwa yang tinggal di desa tersebut. Mereka tersebar di lima dusun, meliputi Dusun Kemukus, Argopeni, Banaran, Sempon, Kranggan Lor, dan Kranggan Kidul.

Lima dusun ini paling rawan terhadap banjir lahar karena lokasinya paling dekat dengan Sungai Krasak yang membelah wilayah Kabupaten Magelang dengan Kabupaten Sleman, Yogyakarta, itu.

"Setiap musim hujan, apalagi jika hujan lebat di kawasan lereng Merapi dengan durasi lebih dari tiga jam, warga ketakutan. Material lahar berupa pasir dan batu bisa saja terbawa arus sungai dan bisa menghantam dinding sungai," katanya.

Tidak hanya permukiman, ujar Rubiyati, banjir lahar juga berpotensi menerjang ratusan hektar areal perkebunan salak pondoh milik warga.

Ia meminta pemerintah untuk tegas kepada para penambang agar tidak lagi menambang di dekat bangunan sabo dam. Jika sabo dam rusak, dampaknya laju banjir tidak terkendali.


"Kami tidak punya wewenang apalagi melarang aktivitas penambangan pasir. Hanya saja kami minta agar penambangan pasir tidak terlalu dekat dengan sabo dam, karena dam tersebut berfungsi menahan laju air hujan dari puncak Gunung Merapi. Silahkan menambang pasir, dengan sesuai aturan," tambahnya.
SHARE ARTIKEL