Video Siswi SMP Dianiaya dan Nyaris Ditelanjangi Diduga Melibatkan Guru

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 22 Nov 2016

Video Siswi SMP Dianiaya dan Nyaris Ditelanjangi Diduga Melibatkan Guru
Youtube

Sebuah video berjudul 'Heboh Seorang Guru Di Kab. Pinrang SULSEL. Bersikap Anarkisme Kepada seorang anak di bawah umur', jadi viral di media sosial yang diupload pemilik akun bernama Sutriatman di salah satu situs video pada 20 November lalu.

Dikutip dari sindonews, dalam video berdurasi 10 menit 43 detik tersebut menunjukkan adegan seorang remaja salah satu SMP yang ada di Kabupaten Pinrang dikeroyok tiga perempuan.
Salah satunya disebut-sebut guru dari sekolah yang sama dengan korban. Tak hanya dijambak dan ditendangi, ketiga pelaku juga nyaris menelanjangi korban, yang pakaian bagian atasnya sempat dilepas.

Peristiwa itu sendiri dipicu kejengkelan pelaku terhadap korban diduga telah mencemarkan nama baik salah satu pelaku dengan memposting foto pelaku disertai kata-kata tidak senonoh.

Baca Juga : Kapolri Sebut Aksi 2 Desember Melanggar Undang-Undang

Dikonfirmasi terkait itu, Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Muh Nasir mengaku telah mengetahui peristiwa terbut.

Pihaknya, kata Nasir, langsung mengambil langkah cepat dengan menjemput korban. "Kita yang menjemput korban untuk melaporkan kejadian itu, karena pascakejadian korban mengalami trauma dan ketakutan," ujarnya.

Sejumlah saksi yang diduga mengetahui peristiwa itu, kata dia, juga telah dimintai keterangannya, termasuk korban.

Rencananya hari ini juga kata Nasir, tiga orang yang diduga pelaku dan terekam jelas dalam video tersebut akan dijemput oleh pihaknya. Berikut videonya,


"Belum bisa kami jelaskan kapan dan dimana lokasi kejadian. Yang jelas, korban anak SMP di Pinrang. Kami khawatirkan, para pelaku melarikan diri. Sementara kita proses," ujarnya.

Sementara Koordinator Lembaga Peduli Kesejahteraan Perempuan dan Anak (LP-KPA) Andi Yama Panto mengatakan, pihaknya ikut mengawal kasus itu. Sat ini, LP-KPA tengah melakukan koordinasi dengan pihak terkait.

"Kami akan ikut mendampingi korban. Apapun alasannya, kekerasan terhadap korban tidak dibenarkan. Kami mendesak kepolisian menuntaskan kasus itu dan menyeret para pelaku," paparnya.
SHARE ARTIKEL