Untukmu: Terimakasih Pernah Menyembuhkan Walau sekarang Menorehkan Luka

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 22 Nov 2016

Untukmu: Terimakasih Pernah Menyembuhkan Walau sekarang Menorehkan Luka

Meski tak harus kau alami ini kisahku yang ingin kubagikan pada kalian. Mungkin ada yang bisa ambil hikmah dari kisahku, by Selvilla Apriani.

Tak ada yang tahu, kebahagiaan datang begitu saja

Untukmu: Terimakasih Pernah Menyembuhkan Walau sekarang Menorehkan Luka

Pertemuan antara kau dan aku terjadi begitu saja. Semuanya terasa begitu sederhana, tidak ada hal yang manis. Kau mengenalkan namamu begitu saja padaku, aku hanya bisa tersenyum mendengar namamu, Azam. Waktu berlalu begitu cepat, kedekatan kita semakin terjalin erat. Kehadiranmu membawa cerita lain dalam hidupku, kau memberikanku perhatian yang sangat luar biasa sehingga membuatku terbiasa akan sapaan manismu, tawa canda yang kau buat dan perlakuan manis darimu.

Sampai akhirnya kedekatan antara kau dan aku ini menumbuhkan benih-benih cinta dalam diriku.

Tanpa sengaja aku pun menaruh harapan padamu, sosok pria yang telah mampu menyembuhkan rasa sakitku akan luka lama di masa lalu. Kugantungkan harapku padamu, dengan berharap kau merasakan hal yang sama. Aku berikan kau kesempatan untuk mengetuk pintu hatiku meski kau tak memintanya. Aku berikan semua perhatianku padamu meski saat ini aku tahu kau tak merasakan getaran akan perasaanku ini.

Apa kau benar-benar tak merasakan akan getaran-getaran rasa yang telah kuciptakan untukmu? Aku tak percaya jika kau tak memahami dengan apa yang aku lakukan untukmu. Apa hanya aku saja yang terlalu berharap, mengartikan semua tindakanmu sebagai cinta? Tapi apakah aku salah jika aku memiliki perasaan yang berbeda untukmu? Rasa nyamanku saat bersamamu semakin hari semakin tumbuh sehingga membuatku tak bisa mengendalikan perasaan ini.

Hal ini yang membuatku bahagia

Kau tahu hal apa yang membuatku bahagia? Yaitu melihatmu tersenyum karena diriku. Aku merindukan ponselku berdering menerima pesan darimu, aku merindukan saat-saat dimana aku bisa tertawa dengan bahagiannya bersamamu.

Tapi semua berakhir juga tanpa ada yang tahu

Namun semuanya telah berakhir. Tanpa ada ucapan perpisahan. Tanpa ada kata selamat tinggal dan lambaian tangan darimu. Kau pergi begitu saja tanpa alasan. Meninggalkan beribu pertanyaan dalam hatiku. Apa aku terlambat untuk berkata jujur mengenai perasaanku padamu? Aku hanya seorang perempuan yang senang akan memendam dan tanpa banyak bertindak. Karena itu aku tak mungkin untuk memulainya lebih dulu.

Apa kau tak merasa ada yang aneh?

Kau tahu ini terasa aneh bagiku. Dulu kau dan aku begitu dekat meski tidak ada kejelasan dalam hubungan kita, tapi kini kau menjauh dengan tiba-tibanya. Aku berpikir begitu keras, apa yang membuatmu pergi? Apa aku masih kurang pantas untukmu? Atau di luar sana telah kau temukan perempuan yang lebih sempurna dariku? Aku tak bisa berkata untuk memintamu kembali padaku.

Aku juga tak bisa memaksamu untuk mengakui semuanya padaku. Karena saat ini tidak ada lagi yang bisa aku harapkan darimu. Harapanku terhadapmu telah mati seiring kepergianmu dari hidupku. Aku tak munafik, kepergianmu sungguh membuatku merasa kehilangan, tapi luka yang kau beri lebih terasa dari rasa kehilangan itu.

Bagaimana aku harus melupakanmu

Aku yang dulu terbiasa dengan sapaan manismu, terbiasa dengan perhatiamu, dan terbiasa melihatmu tertawa karenaku, kini harus ikhlas melepaskanmu dengan kesibukanmu yang sesungguhnya aku pun tidak tahu kesibukan apa yang saat ini sedang kau jalankan.

Setelah membuatku nyaman dan jatuh hati lalu pergi tiba-tiba , apakah kamu pernah berfikir sekali tentangku? Pernahkah sekali terlintas dalam benakmu untuk mengatakan seperti apa perasaanmu terhadapku? Ah, tapi rasanya pun akan percuma jika aku tahu seperti apa perasaanmu terhadapku. Karena saat ini saja aku enggan untuk melihatmu (lagi).

Awalnya aku memang tidak terima perpisahan tanpa ucapan ini terjadi. Begitu sulit untuk aku menerimanya dan seringkali aku menangis karena terlalu merindukanmu. Tapi aku bukan perempuan bodoh yang hanya akan tertuju pada sosok pria yang pergi meninggalkan tanpa memberi sebuah alasan.

Bagaimanapun aku berterimakasih atas kehadiranmu

Untukmu: Terimakasih Pernah Menyembuhkan Walau sekarang Menorehkan Luka

Terimakasih pernah singgah walau hanya sesaat, terimakasih pernah menyembuhkan walau sekarang memberikan luka, terimakasih pernah membuatku tersenyum walau sekarang membuatku menangis. Pertemuan singkat antara kau dan aku biarlah menjadi penambah cerita di dalam hidupku ini. Dan aku berharap kau takkan pernah kembali sekalipun itu kau kembali dengan sebuah penjelasan.
SHARE ARTIKEL