Patut Diteladani! Gus Mus Mampu Redam Amarah Meski Dihina

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 27 Nov 2016

Patut Diteladani! Gus Mus Mampu Redam Amarah Meski Dihina
KH Mustofa Bisri

KH Mustofa Bisri atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Mus, namanya menjadi perbincangan negeri pekan ini. Bukan karena apa, namun karena kearifan beliau yang sangat patut diteladani.

Gus Mus sempat berciut di media sosial berlambang burung biru. Dan mendapat tanggapan negatif dari seorang netizen.

Pandu Wijaya menjadi sorotan di media sosial karena menghina KH Mustofa Bisri atau Gus Mus di Twitter. Tetapi sikap Gus Mus menuai pujian karena sikapnya yang arif dan bijaksana menyikapi orang yang menghinanya.

Wakil Sekjen PKB Jazilul Fawaid turut mengacungi jempol terhadap sikap Gus Mus yang mampu meredam masalah. Menurutnya, yang dilakukan Gus Mus mencerminkan sikap seorang kiai.

"Itulah sikap seorang kiai, selalu nilai kemuliaan yang ada. Ujaran yang tidak baik, tidak mengucilkan kiai, tetapi kalau ada pengikut yang tidak terima itu menjadi masalah," ujar Jazilul saat dihubungi, Jumat (25/11/2016).

Jazilul menyampaikan sikap hormat terhadap sosok seperti guru hingga tokoh agama kian menipis. Dia menyesalkan ucapan yang dilakukan Pandu terhadap Gus Mus.

"Memang tatanan moraliltas, penghormatan kepada tokoh agama, kepada guru semakin menipis. Kan di UU ITE tidak boleh menyampaikan ujaran kebencian, apalagi kepada seorang tokoh agama. Moralitas menjadi goyah kalau tidak ada tindakan pada pihak yang tanda kutip menghina, merendahkan ulama," jelas Jazilul.

Jazilul berpesan dalam menyampaikan pendapat dibolehkan. Tetapi perbedaan pendapat tidak boleh dilakukan dengan cara yang tidak elegan seperti menghina.

"Berbeda pendapat dalam fiqh biasa, ada yang dikenal khilafiyah. Beda pendapat bukan asal berbeda, tapi ada argumen. Kalau tidak ada argumen, malah menghina itu bukan beda pendapat," papar Jazilul.

Akibat hujatan ke Gus Mus, Pandu yang merupakan karyawan kontrak PT Adhi Karya kemudian mendapat surat peringatan ketiga. Dia dianggap mengganggu ketenangan bekerja.

Gus Mus sendiri meminta agar Pandu tidak dipecat. Gus Mus melihat Pandu sudah menyesal dan minta maaf.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan, Mas Fadjroel. Kesalahannya mungkin hanyalah menggunakan 'bahasa khusus' di tempat umum. Maklum masih muda," tulis Gus Mus di akun Twitter-nya @gusmusgusmu pagi ini sambil menyertakan emoticon senyum.


SHARE ARTIKEL