Kejam dan Tidak Berperikemanusiaan Lagi, Bocah 11 Tahun Pengidap Autis Harus di Sekap di Dalam Lemari Selama 3 Tahun dan Meninggal Kurus Kering

Penulis Penulis | Ditayangkan 01 Nov 2016

Yonatan Daniel Aguilar, bocah berusia 11 tahun ini akhirnya meninggal setelah disekap ibunya sendiri didalam lemari selama 3 tahun.

Kejam dan Tidak Berperikemanusiaan Lagi, Bocah 11 Tahun Pengidap Autis Harus di Sekap di Dalam Lemari Selama 3 Tahun dan Meninggal Kurus Kering

Bocah malang yang mengidap autis ini disembunyikan ibunya dengan dibius dengan obat tidur agar tidak berisik.

Bila Yonatan terbangun ia hanya diberi makan dan hanya di perbolehkan buang hajat lalu ia harus kembali kedalam lemari.

Jangan Lewatkan : Bagaikan Mimpi Buruk Bagi Anak, Ketika Ibu dan Ayah Sudah Tidak Lagi Bersama

Selama ini, tak ada yang tahu kekejaman si ibu, Veronica Aguilar terhadap anak sulungnya itu. Sebab, sebelumnya ia mengklaim telah mengirim Yonatan ke sebuah lembaga pendidikan di Meksiko sejak tahun 2013.

Dilansir dari Mynewshub, Senin (31/10/2016), hanya adik lelaki Yonatan yang berusia tiga tahun yang mengetahui kalau kakaknya di dalam lemari. Tapi ia juga dilarang memberitahukan rahasia itu pada siapapun di lingkungan rumah mereka di Los Angeles.

Bahkan, ayah tiri mereka, Jose Pinzon tidak mengetahui kalau anak tirinya ada di dalam rumah tersebut. Terlebih, Joze memang jarang di rumah karena tuntutan pekerjaan.

Semuanya terbongkar saat Yonatan meninggal dunia pada tanggal 22 Agustus 2016 dan Veronica akhirnya mengaku pada suaminya. Begitu melihat mayat anak tirinya di dalam lemari, Joze langsung melaporkan istrinya ke polisi.

Baca Juga : Dibatasi Sipir Penjara Saat ML, Istri Raja Narkoba Sebut Suaminya Bisa Mati Gila

Mayat Yonatan ditemukan dalam kondisi menyedihkan dengan berat hanya 15,8 kg. Mayat anak itu juga dikelilingi oleh botol-botol obat yang dipercaya digunakan untuk membius bocah itu.

Veronica pun ditangkap dengan tuduhan menyiksa anak kandungnya sampai tewas. Ia juga kini tengah diselidiki terkait dugaan tindakan kekerasan pada anak-anaknya.
SHARE ARTIKEL