Patut Diwaspadai Inilah Alasan Mengapa Kanker Tumbuh Subur di Asia

Penulis Penulis | Ditayangkan 25 Oct 2016
Kanker boleh saja dikaitkan dengan gaya hidup kebarat-baratan, sehingga jumlah kasusnya negara barat lebih banyak dan lebih beragam. Tetapi dalam beberapa kurun tahun belakangan, tren ini bergeser ke Asia.

Patut Diwaspadai Inilah Alasan Mengapa Kanker Tumbuh Subur di Asia

Dari data yang dimiliki Novartis Oncology dan GLOBOCAN terungkap, insiden kanker di Asia mencapai 48 persen dengan tingkat kematian hingga 54,9 persen, semuanya tertinggi di dunia.

Tetapi 'keunggulan' Asia bukan hanya pada insidensinya saja, tetapi juga ragam kankernya. Dr Ann Li Cheng dari National Taiwan University College of Medicine, menyebut beberapa jenis kanker yang tidak 'mainstream' namun ditemukan di Asia. Sebagai contoh, kanker hati, kanker perut, kanker esofagus atau kerongkongan, uterine cervical carcinoma, kanker gastrik, kanker mulut, kanker saluran kencing atas dan kanker payudara di usia muda.

Lewat sebuah diagram yang membandingkan jumlah kasus kanker hati dan kanker perut di Asia Timur dan AS/Eropa di tahun 2008, Dr Cheng juga memperlihatkan perbedaannya.

Di tahun tersebut, jumlah kasus kanker hati di China, Jepang dan Korea masing-masing mencapai 25, 10, dan 23 kasus per 100.000/tahun. Padahal di AS, Inggris dan Perancis masing-masing 4, 2 dan 5 kasus per 100.000/tahun. "Anda lihat sendiri perbedaannya yang drastis," imbuhnya.

Pada kasus kanker perut, gambarannya juga tak jauh berbeda. Di China, Jepang dan Korea masing-masing 30, 31 dan 40 kasus per 100.000/tahun, sedangkan di AS, Inggris dan Perancis hanya 3, 5 dan 4 kasus per 100.000/tahun.

Meskipun demikian, Dr Cheng mengatakan pemicunya tak melulu soal genetik, tetapi juga lingkungan, bahkan mungkin kombinasi di antara keduanya.

Seperti yang dilansir dari detik.com "Seperti kanker hati, itu endemik di Asia Timur dan Asia Tenggara. Nampaknya ini disebabkan lingkungan tapi nyatanya tidak sama sekali. Ini karena genetik. Kanker esofagus diduga karena kombinasi keduanya, tetapi sebenarnya lebih ke lingkungan," ungkapnya di Shanghai baru-baru ini.

Seperti diungkap sebelumnya, adenocarcinoma, salah satu subtipe dari kanker paru juga sangat lazim ditemukan di Asia, di samping subtipe lain yang lebih umum yaitu non-small cell lung cancer (NSCLC). "Bahkan ketika Anda orang Asia Timur tapi lahir dan berdomisili di Amerika, Anda masih bisa terserang kanker paru, meski kami tak tahu apa gen pemicunya," urainya.

Contoh lain adalah kanker payudara. Dari hasil penelitian yang dilakukannya di Taiwan, di sini juga terjadi peningkatan jumlah kasus kanker payudara di usia muda atau yang terjadi pada masa pra-menopause.

"Hampir separuh kasus kanker payudara di Taiwan justru yang pra-menopause seperti ini, dengan usia rata-rata pasien masih kurang dari 45 tahun," paparnya.

Hal serupa juga berlaku untuk kanker kolorektal atau usus. Biasanya kanker ini disebabkan oleh gaya hidup atau apa yang dimakan sehari-hari. Akan tetapi karena mayoritas pasien kanker usus di Taiwan adalah wanita, maka fakta ini memunculkan dugaan bahwa semua faktor memiliki peranan yang sama besarnya.

"Bisa jadi ada kombinasi antara genetik, lingkungan, aktivitas Anda, metabolisme, hingga hormon estrogen Anda, semuanya digabung menjadi satu," jelasnya.
SHARE ARTIKEL