Jangan Salah Menilai Orang! Kisah Sriyono, Penjual Siomay Keliling yang Pernah Kaya Raya

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 22 Oct 2016

Jangan Salah Menilai Orang! Kisah Sriyono, Penjual Siomay Keliling yang Pernah Kaya Raya

Tak perlu panjang lebar lagi, karena cerita tentang penjual siomay yang nyentrik ini sebenarnya adalah kisah lama. Namun bagaimanapun kisah suksesnya, perlu kita contoh dan kegagalanya bisa kita jadikan pelajaran tanpa harus kita alami sendiri.

Sriyono, nama pria penjual siomay keliling yang sangat nyentrik itu. Ia berjualan keliling dengan atribut dan pakaian serba pink sehingga menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Tak heran, jika banyak orang yang mengenalinya,tapi ternyata ia tak hanya terkenal di kalangan konsumennya saja.

Baca Juga : Jadi Lebih Baik, Para Pengamen dan Pengemis ini Sekarang Sudah Jadi Petugas PPSU

Bahkan mesin pencari Google menyebut 83.500 hasil yang merujuk pada usaha siomay yang dijalankan Sriyono sambil berkeliling di atas sepeda pink.

Ternyata Sriyono punya kisah menarik yang sangat inspiratif.
Siapa sangka jika penjual siomay keliling tersebut merupakan mantan orang kaya yang punya kekayaan hingga miliaran rupiah.

Lalu mengapa ia justru berakhir dengan menjadi tukang siomay keliling?

Seperti ini kisah Sriyono,
Kisah sukses Sriyono dimulai pada tahun 1969. Pada tahun itu, pria kelahiran Klaten, 21 Juli 1954 tersebut memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai sales mobil.

Ketika itu, tiba-tiba saja dia sangat gemar pada siomay dan memutuskan untuk belajar cara membuat makanan itu. Dia lantas berguru pada seorang keturunan Tiongkok asal Pulau Bangka, dialah orang yang mengajari Sriyono cara membuat siomay.

Guru tersebut menjanjikan resep rahasia membuat siomay yang lezat dengan syarat Sriyono mau bekerja selama setahun tanpa digaji.

Beberapa tahun kemudian, sang guru meninggal dan mewariskan usaha Siomay kepada Sriyono.

Pada 1980-an, Sriyono memberanikan diri memulai usaha siomay keliling di Jakarta dengan modal patungan dengan beberapa teman.

Berbagai cara ditempuh untuk membesarkan usaha tersebut. Mulai membikin armada siomay sepeda keliling sampai mendirikan warung-warung kecil.

Puncak sukses diraih pada 1996 ketika dirinya berhasil membuat outlet di salah satu mal elite di ibu kota, yakni Plaza Senayan.
Usahanya terus berkembang hingga ia pun berhasil membuka beberapa outlet cabang.

Baca Juga : Bocah India ini Dikucilkan Karena Tanganya Besar, Hingga Keluar dari Sekolah

Pendapatan bisnisnya ketika itu mencapai Rp 2 miliar per tahun, dia menikmati sukses berjualan siomay dengan berstatus bujangan.

Bahkan bisnis Sriyono sama sekali tak tergoyahkan ketika krisis moneter melanda Indonesia pada 1998. Dia justru masih bisa mendirikan outlet di beberapa tempat lain.

April 1999, Sriyono memutuskan untuk mengakhiri masa lajang dan menikahi putri seorang polisi. Namun pernikahan tersebut justru menjadi bom waktu untuk Sriyono. Kehidupan rumah tangganya ternyata tak bisa sesukses bisnisnya.

Pertengkaran demi pertengkaran pun terus muncul sehingga konsentrasi Sriyono pada bisnisnya mulai berkurang. Persoalan rumah tangga yang tak kunjung selesai pelan-pelan membuat manajemen bisnisnya bangkrut.

Akhirnya, Sriyono terpaksa menjual hak paten Siomay Senayan dan usahanya pun gulung tikar.

Awal 2004, setelah 4 tahun 7 bulan berumah tangga dan dikarunia dua anak, sang istri menggugat cerai Sriyono.
Setelah perceraian, sang istri kemudian mengasingkan diri dan membawa serta dua anak Sriyono.

Sejak itu dia pun tidak pernah lagi bertemu dua buah hatinya. Dalam kondisi bangkrut, Sriyono sempat ditampung mantan rekan-rekan bisnisnya.

Setelah peristiwa itu, kehidupan Sriyono pun berubah 180 derajat.

Bahkan ia sempat menggelandang dan tidur di jalanan. Tiap malam, dia tidur berpindah- pindah, dari halte bus ke kolong jembatan dan dari pinggir jalan ke masjid-masjid. Hingga 2009, Sriyono memilih menetap di Masjid Al Bina di kawasan Senayan.

Beruntung saat itu ada yang memberinya modal. Ia pun kembali berjualan siomay meski hanya keliling menggunakan sepeda. Ia menjadi penjual siomay keliling dengan tampilan yang sangat eksentrik.

Diharapkan, ketika dia menjadi eksentrik, sang anak akan mengetahui dan dirinya dapat bersua dua buah hatinya setelah lima tahun berpisah tanpa kabar itu.

Tapi, usaha tampil nyeleneh itu tidak semudah yang dia bayangkan. Setiap hari, bahkan sampai sekarang, Sriyono harus rela menjadi bahan ejekan orang-orang yang lewat.

Tak jarang perkataan mereka sangat pedas dan menusuk hati.
Tapi, demi menemukan sang anak, hinaan dan cacian itu ditanggapi dengan senyum dan hati ikhlas.

Jangan Salah Menilai Orang! Kisah Sriyono, Penjual Siomay Keliling yang Pernah Kaya Raya

Perjuangan tersebut akhirnya membuahkan hasil. Ia diundang dalam sebuah acara televisi dan akhirnya bisa bertemu anaknya kembali.

Dia juga mendapat tawaran untuk bermain sinetron. Rundown jadwal casting oleh sebuah rumah produksi juga sudah di tangannya.

Lalu, apa yang akan dilakukan sekarang?
Sriyono menyatakan, dirinya masih berencana meneruskan usaha berjualan dan akan membuka warung kecil di Jalan Otto Iskandar Muda, Jakarta.

Dia fokus meraih sukses lagi dengan Siomay Yo Pink itu.  Semoga sukses kembali Pak Sriyono. Banggakan anak-anakmu.

SHARE ARTIKEL