Shalat Idul Adha di Jalanan dan Jadi Tontonan, Muslim China Tetap Khusuk
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 13 Sep 2016
Meski jadi tontonan para muslim di China ini laksanakan shalat dengan khusuk
Itulah yang terjadi di Jalan Raya Shanghai China. Karena terbatasnya kapasitas masjid membuat para muslim China terpaksa melaksanakan salat Idul Adha di jalan raya dan menjadi tontonan. Meskipun masih menjadi kaum minoritas, muslim China tanpa rasa takut tetap menjalankan ibadah Sholat Idul Adha 1437 H di tengah kerumunan warga.
Sholat Idul Adha yang dilaksanakan di jalan raya dilakukan dengan pengawalan ketat petugas kepolisian di sebuah jalan raya di Shanghai, China, Senin (12/9) menjadi tontonan warga non muslim yang ada di sekitar tempat tersebut. Namun demikian, kondisi tersebut sama sekali tak mengurangi kekhusu’an sholat Idul Adha kaum minoritas Muslim di China.
Baca Juga :
- “Seseorang bisa berqurban dengan seekor kambing (diniatkan) untuk dirinya dan satu keluarganya." Benarkah?
- Benarkah Bacaan Takbir Idul Adha Tetap Dikumandangkan Hingga tanggal 13 Dzulhijjah dan Seperti ini Bacaanya
- Saat ini Marak Kurban Online, Ternyata Hukumnya..
Berikut foto-foto pelaksanaan sholat Idul Adha kaum minoritas muslim China dengan pengawalan ketat petugas kepolisian dan menjadi tontonan warga di sebuah jalan raya di Shanghai, China, Senin (12/9).
Banyak warga yang menonton
Shalat berlangsung khusuk meskipun dijalanan
Pengalaman ketat polisi
Pengalaman ketat polisi
Muslimah china
Sebagaimana diketahui, China dikenal sebagai negeri komunis. Namun siapa sangka, di negara ini perkembangan umat Islam terus melaju. Hal itu dibuktikan dengan data masjid pada tahun 2010 yang mencapai 40.000 masjid. Lebih banyak daripada jumlah setahun sebelumnya yang mencapai 35.000 masjid. Saat itu, umat Islam di China berjumlah 23 juta orang.
Di provinsi Ningxia dengan populasi Muslim 2,25 juta dari total penduduk 6,3 juta, terdapat sekitar 3.700 masjid dan sekolah agama Islam.
Bahkan di Kashgar, salah satu kota di provinsi Xinjiang, nama toko, perkantoran, jalan dan penunjuk jalan menggunakan tiga bahasa sekaligus yakni bahasa Uyghur yang menggunakan bahasa Arab, bahasa Mandarin, dan bahasa Inggris.