"Malang Darurat Parkir" Begitu Judul Petisi Online Warga Malang di Jawa Timur ini

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 13 Sep 2016



Fenomena parkir ilegal sebenarnya tak hanya terjadi di Malang saja. Mungkin saat ini memang pekerjaan yang satu ini tak bisa dianggap remeh. Kalau hanya mencari uang 5 hingga 10 jutapun perbulan bukanlah hal yang susah, begitulah kira-kira parkir illegal.

Ditempat tinggal saya, ada salah satu bank besar yang nasabahnya seharian bisa mencapai 500an. Meski ada beberapa security dan halaman parkir yang tersedia, tetap bertengger saja seorang dua orang juru parkir disana. Bisa di lihat jika 1 kali parkir 2000 rupiah, maka penghasilan tukang parkir itu Rp 1 juta sehari. Fantastis, begitu kenyataanya bermodal topi, rompi, kertas laminating, dan peluit mereka sudah bisa mendapatkan penghasilan yang dibilang besar di Indonesia ini.

Sebenarnya kita juga membutuhkan jasa para tukang parkir ini, mengingat keadaan saat ini yang rawan dengan kejahatan curanmor dimana-mana. Tapi kadang ada saja tukang parkir yang agak menjengkelkan, disaat susah mau parkir kendaraan, mereka tidak ada. Saat mau beranjak pergi tinggal nagih jatah parkir, dan ada yang lebih menjengkelkan lagi karena setelah dibayar mereka malah pergi, bukanya memberi aba-aba sampai kendaraan kita keluar ke jalanan. 

Pokoknya masih banyak kelucuan yang kadang buat jengkel juga sih.

Sebelum lanjut baca juga ini:
Fenomena Juru Parkir yang Membuat Resah
Modus Baru, Jangan Mudah Percaya dengan Tukang Parkir, Ini Terjadi di Pasar Besar Malang

Tapi tidak semua tukang parkir seperti itu, kadang ada malah yang baik hati gan. Malah nggak mau dikasih uang parkir, karena tau kita cuma parkir sebentar.

Tapi meski begitu lebih banyak image negatif yang ditinggalkan tukang parkir ini, hingga di Malang, Jawa Timur di buat sebuah petisi online yang ditujukan kepada Walikota Malang H. Mochamad Anton.

Dalam petisi online ini hampir tidak ada image positif bagi tukang parkir. Netizen ini merasa bahwa itu sama saja dengan "Preman Pungli Berkedok Parkir". Petisi lengkapnya sebagai berikut,

Malang Darurat Parkir

Yth Abah Anton (Wali Kota Malang)

Assalamualaikum Wr Wb

Abah Anton yang kami hormati,izinkan kami menyampaikan keluh kesah kami mengenai pelayanan publik di kota kami tercinta ini.

Masalah tentang "PARKIR" di kota malang,menjamurnya lahan parkir sangat meresahkan kami.setiap sudut kota malang tak pernah luput dari siluman parkir.

Kenapa saya sebut siluman parkir,karena antara hak kita sebagai masyarakat dan kewajiban sebagai tukang parkir tak pernah imbang.

Kadang kita hanya beberapa menit berhenti,membeli sesuatu tak sampai seribu rupiah kami tetap di paksa untuk membayar melebihi apa yang telah kami beli.berkedok itu lahan mereka, kita diwajibkan membayar 2rb sekali berhenti u/ sepeda motor.sedang kewajiban sebagai tukang parkir setelah di kasih uang langsung pergi begitu saja.

Mulai dari ATM,Warung makan kecil bahkan tempat fotokopian, setiap ada transaksi jual beli di kota malang ini, semua tak luput selalu saya dengar peluit parkir.kadang sesekali kita coba tidak membayar dan akhirnya adu mulut pun tak terhindarkan.

Inikan namanya "Preman Pungli Berkedok Parkir" bah.! kami tidak tau harus mengadu ke siapa lagi selain membuat petisi ini,karena selama ini kami sudah banyak berkeluh kesah tapi tidak pernah di carikan solusinya.kami memohon kepada abah anton yang terhormat untuk :

"Tertibkan Parkir di semua sudut Kota Malang" kami sudah muak jika setiap hari harus terbebani dengan "Siluman parkir ini".Kami sudah bosan jika setiap berhenti membayar sejumlah uang.

Kami berharap semoga Malang kembali ke filosofi utamanya."Malang Ijo Royo-Royo BUKAN Malang Oranye Sumprit-Sumprit"

Petisi yang dibuat oleh Helmy ini mungkin sangat mewakili bagaimana kondisi nyata di Malang.

Keluh kesah yang disampaikan netizen ini, tidak diketahui kapan mulai diunggah di Petisionline.net, tapi hingga Senin (12/9/2016) sore, sudah 6.400 orang membubuhkan tanda tangannya serta menarik 1038 komentar.

SHARE ARTIKEL