70 Tahun Menabung di Bawah Kasur, Kakek Ambari Berangkat Haji

Penulis Penulis | Ditayangkan 07 Aug 2016

70 Tahun Menabung di Bawah Kasur, Kakek Ambari Berangkat Haji
Kain ihram terlihat di sudut ruang tamu yang tak luas itu. Dituntun seorang laki-laki, dia keluar dari balik pintu. Tubuhnya terlihat ringkih, perlahan melangkah menyapa tetangga yang datang bertamu. Tahun ini, lelaki tua itu berangkat ke Tanah Suci menjadi tamu Allah.

PERLAHAN, laki-laki itu duduk. Menyingkap sarung dan baju hijau tua yang sedikit terbuka. Laki-laki paruh baya itu bernama Ambari. Warga Blok Pelandakan, RT 04 RW 07, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.

Ambari adalah salah satu warga yang terdaftar di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Cirebon sebagai calon jamaah haji tertua dengan usia 96 tahun.Dilansir dari jawapos.com segala hal sudah disiapkan. Termasuk kemarin, keluarga mulai menyiapkan syukuran di rumah. Para tetangga pun diundang.

Ada cerita menarik di balik kisah Ambari sebagai calon jamaah haji. Ternyata, biaya untuk mendaftarkan haji dari hasil menabung sejak usianya masih 26 tahun. Waktu yang tak sebentar.

Baca Juga : Jangan Niat Berangkat Haji Hanya Untuk Dipuji

Perlu 70 tahun bagi Ambari untuk mengumpulkan uang dan berangkat ke Tanah Suci. Saat ditanya, Ambari mengaku akan berangkat tahun ini.

"Sukiki (besok atau tahun ini red)," ujarnya dengan sedikit gemetar dan bicara yang terbata-bata.

Sedikit demi sedikit, Ambari mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk mewujudkan keinginannya melihat Kakbah. Ia menyimpan uang setiap hari dari hasil upah kerjanya sebagai petani. Ambari mengaku tidak menyimpan uang  di bank.

Ia memilih menyimpan uang di bawah kasur. "Nyimpen di kasur, ditanem ning lemah (ditanam di tanah, red)," ungkap pria satu anak itu saat dijumpai Radar Cirebon, kemarin.

Karena kemampuan berkomunikasi yang terbatas dengan Ambari, wartawan koran ini melanjutkan wawancara dengan Asripah (60) anak kandung Ambari, dan Muhtar (50), cucu Ambari.

Menurut keterangan Muhtar, ia tidak tahu kalau kakeknya itu menabung sejak lama untuk berangkat haji. Yang Muhtar tahu, kakeknya itu sudah terdaftar sebagai calon jamaah haji sejak 2013 dan akan berangkat tahun ini.

"Saya juga kaget, dua tahun yang lalu saya dapat informasi kakek sudah terdaftar calon jamaah haji dan berangkat tahun 2016," ujarnya.

Muhtar menceritakan, kakeknya memang bekerja sebagai seorang petani sejak masih muda. Namun, sejak divonis sakit prostat, kesehatan Ambari mulai menurun. "Setelah operasi prostat, kakek jadi jarang bekerja karena usianya juga sudah sepuh," cerita Muhtar.

Awalnya, kata Muhtar, Ambari akan berangkat haji bersama sang istri. Namun, takdir berkata lain, istri Ambari meninggal dunia dua tahun yang lalu. Alhasil, Ambari rencananya akan berangkat bersama anaknya, Asripah. "Insya Allah saya dampingi bapak," timpal Asripah.

Rencananya, di kediaman Ambari diselenggarakan syukuran haji pada Kamis malam (4/8). "Ya syukuran kecil-kecilan aja, biar bapak selamat, sehat dan lancar nanti pas menunaikan ibadah haji," harap Asripah.

Asripah yakin bapaknya akan bisa melaksanakan ibadah-ibadah haji tanpa hambatan. Pemeriksaan kesehatan pun telah mengiyakan keyakinan tersebut.

Tidak ada alasan untuk meragukan semangat yang ditunjukan oleh bapaknya, apalagi ini merupakan keinginan dari dulu. Menutup perbincangan dengan wartawan koran ini, Asripah dan Muhtar menuntun Ambari untuk kembali beristirahat di kamarnya.

Meski usianya sudah tak produktif lagi, ketekunan Ambari untuk mewujudkan keinginannya itu patut diacungi jempol.

Sementara Kepala Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kemenag Kota Cirebon, H Ahmad Rifai membenarkan Ambari merupakan calon jamaah haji tertua dari Kota Cirebon. Tahun ini Kota Cirebon memberangkatkan 254 calon jamaah haji dan  tim pemandu haji daerah (TPHD) enam orang.

Para calon jamaah haji ini akan diberangkatkan pada 1 September dan kembali pada 11 Oktober 2016. "Karena satu kloter isinya 450 calhaj, maka untuk kloter 63 Kota Cirebon akan digabung dengan Kloter Kota Depok," terang Ahmad Rifai.
SHARE ARTIKEL